Mohon tunggu...
Muhammad Cerria Samidar
Muhammad Cerria Samidar Mohon Tunggu... Guru - jalani yang ada didepan dengan semaksimal mungkin

hidup ini sudah susah jadi jangan ditambah susah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

JNE Sang Penyambung Khayalan serta Perantara Pembuka Rezeki Keluarga Kecilku

17 Desember 2021   22:59 Diperbarui: 17 Desember 2021   23:01 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wow mantap, wow keren, wow wow dan wow, itulah kata yang sering terucap dari mulut anak - anak, pemuda dan aku sendiri saat melihat sesuatu yang menarik hati untuk dipandang, dikhayal dan dimimpikan untuk bisa dimiliki. Aku adalah anak kampung yang lokasinya jauh dari ibu kota kecamatan apalagi ibu kota provinsi yang mana aku sendiri memiliki hobby bermain musik dan olahraga. Aku bertempat tinggal di kelurahan muara laung 1, kecamatan laung tuhup, kabupaten murung raya, provinsi kalimantan tengah. Aku yakin 75%  - 100 % dari para pembaca yang membaca artikel ini tidak tahu secara pasti dimana letak tempat tinggal aku berada.Sedikit informasi bila kami masyarakat muara laung 1 mau ke ibu kota provinsi kalimantan tengah yaitu palangkaraya bisa memakan waktu 7 - 9 jam perjalanan darat. Jadi bisa dibayangkan bagaimana jauhnya, capenya dan lamanya apabila mau ke ibu kota provinsi.

Pada saat dulu aku sering berkhayal sampai memimpikannya sesuatu yang kulihat dari televisi yang berhubungan dengan hobby ku, yang mana sesuatu itu ingin sekali  benar - benar kumiliki atau aku dapatkan, tapi itu hanya jadi perasaan yang ku pendam sendiri dalam hati karena aku sadar orangtua bukan orang kaya apalagi seorang sultan, ayahku pekerjaanya dulu seorang penambang emas tradisional (yang pendapatan perhari tidak tetap) dan ibu hanya sekedar ibu rumah tangga saja jadi sangat tidak mungkin aku meminta sesuatu yang bisa memberatkan dan menjadi beban ekonomi keluarga. Khayalan itu selalu tersimpan dihati dan pikiran ku bahkan kadang jadi penyemangat untuk ku agar kerja lebih baik dan lebih giat agar dapat uang lebih lalu disisihkan untuk ditabung dan bisa membeli apa yang ingin kumiliki sesuai hobby ku.

Waktu berjalan hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun tanpa bisa dihentikan, lalu sampailah aku pada titik menikah dengan seorang perempuan dan mendapatkan seorang bayi perempuan yang tentunya cantik, karena bila tampan pasti bukan perempuan alias itu bayi laki - laki. Dalam kehidupan berumah tangga Alhamdullilah aku dan istriku mendapatkan pekerjaan yang bisa untuk bertahan hidup. Aku yang memiliki hobby bermain musik dan olahraga ternyata setelah berkeluarga hobby itu tidak hilang dan masih tertancap jelas impian dan harapan dulu yang ingin memiliki sesuatu yang berhubungan dengan hobby ku, serta istri aku pun juga punya hobby yaitu berdagang kecil - kecilan yang bisa sedikit menambah membantu perekonomian keluarga kecil kami.

Aku ingat dulu saat waktu ingin membeli sesuatu yang berhubungan dengan keperluan hobby, tapi rasa mulut ini mati rasa untuk mengungkapkan ke orangtua karena aku tahu keadaan perekonomian keluarga, namun itu cerita dulu dan sekarang aku sudah punya uang hasil kerja sendiri jadi niat membeli sesuatu yang berhubungan dengan keperluan hobby aku malah semakin besar. Istri aku pun juga sama dari dulu suka berdagang pakaian wanita tapi untuk membeli dipasar kota lalu dijual kembali dikampung itu sangat susah untuk laris atau di beli pembeli jualannya, hal ini disebabkan barang baju yang dibeli dipasar kota banyak bermotif sama, jadi pembeli tidak suka bila memakai baju yang sama dan barang baju yang dijual dipasar kota harganya relatif lebih mahal jadi susah untuk menjualnya kembali karena dikampung harga mahal sedikit maka pembeli dan langganan akan kabur ke penjual lainnya.

Jadi, saat menikah aku punya pikiran dan pendapat sendiri yaitu yang bisa membuat dompet kosong pada laki - laki adalah hobby nya dan pada perempuan adalah korban iklan, maksudnya saat aku sudah punya penghasilan sendiri aku siap membeli apapun yang sesuai hobby aku dan perempuan (istriku) tidak bisa melihat iklan ditelevisi, iklan di sosial media dan iklan di internet maka bila tertarik maka sudah pasti barang tersebut akan dibeli.

Pendapat dan pikiran diatas tesebut mempuyai satu kesamaan antara hobby aku dan hobby istriku yang berjualan yaitu barang yang diperlukan mau dibeli biasanya tidak ada dikampung kami (kebanyakan dari luar kalimantan bahkan luar negeri). Sering aku dan istri berdiskusi sambil cari - cari informasi lalu sampailah pada satu titik kesimpulan yaitu kenapa tidak beli barang untuk hobby (aku) dan barang pakaian untuk jualan (istri) mengambil barang dari luar kalimantan dengan alasan barang lebih lengkap, murah dan bervariasi lalu untuk layanan pengirimannya kita coba beri kepercayaan yaitu JNE (jalur nugraha ekakurir).

Akhirnya sepakat kami berdua istri pertama kali mencoba  jasa JNE (jalur nugraha ekakurir) maka membelilah suatu barang dengan harga murah yang ada di suatu aplikasi online. Empat  hari kemudian (karena memang wilayah kampung kami yang jauh) datanglah paket pesanan kami. Dag dig dug dag dig dug jantung ini berdetak karena ada rasa bahagia saat paket datang, ada rasa takut karena takut barangnya rusak saat pengiriman jadi bila rusak maka tidak bisa dijual alias merugi dan ada rasa terharu karena paketan yang kecil nominal harganya tidak seberapa tersebut tapi pengirimannya luar biasa dengan diantarkan kerumah serta paketan dilapisi kardus lalu plastik bubbel warp. Setelah dibuka teryata barang pesanan selamat dengan baik sesuai dengan yang dijelaskan penjual jadi secara tidak langsung mengatakan paketan yang dikirim menggunakan jasa JNE (jalur nugraha ekakurir) pengirimannya berhasil.

Setelah itu dari yang mulai coba - coba jasa JNE (jalur nugraha ekakurir) aku dan istriku sampai sekarang (mungkin 6-7 tahun sudah) tetap percaya terhadap jasa JNE (jalur nugraha ekakurir) karena sejauh ini belum ada kekecewaan besar yang bisa membuat kami berpindah kelain hati dalam hal jasa pengiriman. Jadi sekarang hobby aku bisa tetap jalan, mulai dari khayalan yang ingin membeli keperluan sesuatu benda yang jauh dari kampungku sekarang bukan khayalan lagi karena barang yang dijual diluar kalimantan bisa sampai di kampung aku dan istriku pun berjualannya sekarang lebih meningkat dan pendapatan rezeki untuk keluarga kecil semakin bertambah atau banyak, hal ini karena barang jualan bervariasi dan harga lebih terjangkau waktu membeli (karena mengambil dari pabriknya langsung) jadi waktu dijual harga masih bersahabat untuk masyarakat kampung. Semua itu terlaksana dan tercapai karena perantara jasa JNE (jalur nugraha ekakurir) yang bisa memberikan pelayanannya tanpa membedakan dikota dan dikampung. Jadi kami bisa percaya terhadap jasa JNE (jalur nugraha ekakurir) dalam hal pengiriman barang keperluan hobby aku dan barang untuk jualan istri aku, lalu kenapa kalian tidak. Mari silahkan coba jasa JNE (jalur nugraha ekakurir) dalam membeli barang sesuai kebutuhan yang barang tersebut jauh dari tempat kalian dan lalu buktikanlah hasil pelayanan dari jasa JNE (jalur nugraha ekakurir)karena JNE sampai saat ini sudah berusia “JNE 31 tahun” atas kepercayaan masyarakat dan JNE tetap semangat dalam slogannya “JNE maju Indonesia” dalam urusan jasa pengiriman keseluruh wilayah indonesia. (penulis ; Muhammad Cerria Samidar).

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun