Mohon tunggu...
Muhammad DaffaPrayata
Muhammad DaffaPrayata Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa S1 Teknologi Pangan dengan minat menulis dan blogging

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mengenal Burasa: Hidangan Sulawesi dan Reaksi Kimia di Baliknya

22 Oktober 2024   17:13 Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:34 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buras, atau yang dikenal juga sebagai Burasa di daerah Sulawesi Selatan, adalah salah satu kuliner tradisional yang lekat dengan perayaan adat atau acara khusus seperti Lebaran. Hidangan ini sekilas mirip dengan lontong atau ketupat, namun memiliki cita rasa yang khas berkat penggunaan santan yang melimpah. Burasa terbuat dari beras yang dimasak bersama santan dan dibungkus daun pisang, kemudian direbus hingga matang. Makanan ini biasanya disajikan sebagai pendamping lauk seperti ikan bakar atau opor ayam.

Ciri khas Burasa terletak pada tekstur nasi yang lembut dan padat, serta rasa gurih yang berasal dari santan. Proses memasak yang cukup lama membuat burasa tidak hanya enak disantap, tapi juga mampu bertahan lebih lama dibandingkan nasi biasa. Namun, apakah Anda tahu bahwa kelezatan dan tekstur unik burasa ini tak lepas dari reaksi kimia yang terjadi selama proses memasaknya?

Gelatinisasi: Rahasia Dibalik Tekstur Burasa

Gelatinisasi adalah proses kimiawi yang penting dalam pembuatan Burasa, dan Proses Reaksi ini yang memberi tekstur khas pada nasi yang ada di dalamnya. Gelatinisasi adalah perubahan struktur pati ketika dipanaskan dalam air. Pati yang terdapat dalam beras sebagian besar terdiri dari dua polimer, yaitu amilosa dan amilopektin. Ketika burasa dimasak dengan air dan santan, butiran pati dalam beras akan menyerap air dan mulai mengembang.

Pada suhu sekitar 60--70C, struktur kristalin butiran pati mulai rusak, menyebabkan air masuk lebih dalam dan membuat pati larut ke dalam air di sekitarnya. Proses ini membuat campuran beras dan santan dalam burasa menjadi lebih kental dan lembut. Santan, yang mengandung lemak dan protein, juga ikut berperan dalam menciptakan tekstur burasa yang kenyal dan sedikit berminyak.

Ketika pati telah mengalami gelatinisasi, amilosa akan terlepas dari butiran pati dan membentuk gel, sementara amilopektin tetap mempertahankan sebagian besar strukturnya. Kombinasi antara pati yang gelatinisasi dan lemak dari santan inilah yang memberikan burasa tekstur padat namun tetap lembut saat digigit. Inilah alasan mengapa burasa berbeda dari lontong biasa, yang lebih kenyal dan tidak selemak burasa.

Pengaruh Santan dan Waktu Memasak

Penggunaan santan dalam burasa tidak hanya menambah rasa gurih, tetapi juga mempengaruhi gelatinisasi pati. Kandungan lemak dalam santan membantu mengurangi tingkat penyerapan air oleh butiran pati, sehingga menghasilkan tekstur nasi yang lebih creamy dan tidak terlalu lembek. Selain itu, proses memasak yang lama, di mana burasa direbus dalam waktu yang cukup lama, membantu mengunci tekstur dan memperkuat reaksi gelatinisasi, membuat burasa tahan lebih lama tanpa kehilangan kelembutan.

Jadi, setiap kali Anda menikmati burasa, ingatlah bahwa di balik kelezatannya ada proses kimiawi yang luar biasa. Gelatinisasi pati dan perpaduan dengan santan adalah kunci di balik tekstur lembut dan rasa gurih yang khas. Dengan memahami sedikit ilmu di baliknya, Anda bisa lebih menghargai warisan kuliner yang kaya ini sekaligus mengenal lebih dalam proses kimia di balik pembuatan makanan tradisional yang Istimewa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun