Setidaknya, ihwal manusia sejak berada di zaman dulu sekalipun telah melakukan kerja-kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk alasan mempertahankan hidupnya terus berlanjut, itu sebabnya manusia terus bekerja. Pada fase ini, kehidupan berburu dan meramu jadi ujung tombak apa dan bagaimana manusia dalam mempertahankan hidupnya.Â
Berry Schwartz dalam bukunya "Why we work?", Menunjukkan bahwa 90% orang dewasa menghabiskan 50% hidupnya untuk bekerja pada apa yang tidak mereka sukai. Penelitian Schwartz, tersebut nyatanya membuka sebuah keranda baru tentang bagaimana banyak orang di tempat pekerjaan akan begitu gelisah saat mereka bekerja.Â
Mereka seolah robot yang disetel sedemikian rupa, namun hati, pikiran dan apa yang mereka kerjakan sama sekali tidak ada ditempat mereka kerja. Mereka mengalami semacam jebakan kerja yang kemudian mereka gerutu saat usia tua sebelum mereka mati.
Schwartz, setidaknya membagi alasan mengapa manusia bekerja dalam tiga isu utama:
1) Bekerja demi uang. Orang-orang yang masuk dalam kategori ini adalah tipe manusia yang melihat bahwa uang adalah faktor pendorong dia untuk pindah dari miskin ke faktor orang kaya. Hasilnya adalah mereka kemudian bekerja mati-matian untuk mendapatkan uang dari kerja mereka.Â
Mereka menghabiskan uang mereka untuk hal-hal semacam tagihan dan membeli barang yang bisa mendongkrak hidupnya biar terlihat lebih baik. Apakah kemudian mereka salah? Tentu saja tidak. Hanya saja, mindset mereka hanya terfokus untuk hal-hal berbau uang dan berharap sekadar gaji di tempat dia bekerja.
2) Mencari suasana kerja yang nyaman.
Tipe ini mengharuskan seseorang untuk bekerja dengan rasa kenyamanan mereka. Bagi mereka, bekerja bukan hanya soal bagaimana mengerjakan pekerjaan, namun kondisi dan suasana lingkup kerja di tempat kerja adalah alasan mengapa seseorang tetap bekerja di tempat tersebut atau nyaman dalam pekerjaan tersebut. Atmosfer inilah yang didambakan oleh tipe ini.
3) Bekerja Untuk tumbuh bersama dunia kerja yang dia geluti.
Tipe ini adalah tipe spesial, salah satu alasan orang tetap ada dalam dunia kerja adalah ingin tumbuh dengan profesi yang dia geluti, lika-liku hidup, senang dan susahnya dunia kerja yang dia hadapi menjadikan dia tumbuh bersama dengan pekerjaannya. Bila ada jabatan yang dia incar, itu jauh lebih baik. Jika ada hal yang dia geluti lantas menjadi ahli dan bidang tersebut, akan dia jalani dengan sangat baikÂ
Tiga alasan di atas, setidaknya memberikan kita satu gambaran utuh alasan seseorang tetap ada dan bekerja. Bisa motivasi seseorang bekerja adalah tentang mengejar uangnya, bisa juga tentang kenyamanan di tempat kerja ataupun menginginkan untuk tumbuh dan lebih menggeluti bidang kerja yang dia minati. Ketiga alasan inilah yang membuat manusia tidak pasif dan berlari meninggalkan pekerjaan yang dia mau.
Setidaknya, selepas manusia sudah tidak lagi bekerja untuk berburu dan meramu, manusia punya alternatif pilihan hidup dari ketiga pilihan yang ada. Bila dua dari tiga hal tersebut ada, kemungkinan besar, manusia akan tetap bertahan hingga ada alasan prinsipil yang kemudian bisa membuat seseorang keluar dari pekerjaannya tersebut.Â
Bila hanya ada satu saja, kemudian dia akan bekerjasama namun, setengah hati untuk mengerjakannya. Namun, beruntunglah bila kamu bekerja dan mendapatkan ketiganya; bekerja dapat uang yang sesuai dengan kerja mu (lebih-lebih lagi bila pendapatannya tiga digit ), nyaman kerjanya, iklim kerjanya sangat harmonis dan juga kamu bisa bertubuh besar dengan dunia kerja yang kamu geluti.
Proses-proses itulah yang sekarang mungkin kamu dan orang-orang di luar sana, sedang menggeluti dan berjibaku untuk bisa menemukannya -Â
#kafeinbuku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H