Mohon tunggu...
Muhammad Ali
Muhammad Ali Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Blogger di Pigurafilm dan pedagang buku online: Kafeinbuku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Dewasa dari Lompat Batu hingga Membunuh Hewan Buas

5 Agustus 2021   22:56 Diperbarui: 5 Agustus 2021   23:24 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Zaman dulu, kita memiliki tradisi melompat batu sebagai bagian dari upaya mencapai kedewasaan diri. Selain itu, membunuh binatang buruan adalah bagian yang sangat menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang siap bertahan hidup di rimba hidup. Sedangkan mampu membunuh binatang buas, adalah bagian dari menjadi manusia yang bukan hanya dewasa, melainkan pula menjadi pemimpin yang siap mengambil keputusan, di makan atau memakan (di dalamnya juga ada strategi dan seni membunuh binatang buas) di dunia hutan yang serat akan hukum rimba tersebut.

Melompat batu, maupun berburu dan membunuh hewan buas merupakan rangkaian daur hidup kedewasaan yang handak menunjukkan bagaimana kita di masa lalu, bertahan hidup baik sebagai lelaki dewasa ataupun dipersiapkan sebagai pemimpin suku.

Lalu, bagaimana dengan kita sekarang?

Inisiasi menuju kedewasaan adalah ritus hidup yang suka tidak suka akan kita alami dalam hidup. Dalam skala-skala tertentu, menjadi dewasa adalah pilihan untuk melampaui hidup itu sendiri dengan begitu bahagia dan menyenangkan, berburu dan membunuh hewan buas adalah beberapa diantaranya. 

Namun, inisiasi kedewasaan tersebut nampaknya sudah tidak lagi kita lakukan sekarang ini. Proses inilah yang kemudian, membikin kita sebagai bagian dari makhluk yang harus bertahan hidup di rimba raya ini kemudian dipertanyakan kesiapan mental tersebut untuk menghadapi tantangan kedepan di rimba dunia modern.

Ritus hidup kita mengalami perubahan besar dalam dunia modern. Hidup kita hanya berkutat dengan dunia sekolah, kuliah, kemudian masuk dunia kerja dan menikah lantas beranak pinang, menjadi tua dan setelah itu mati. Proses-proses itulah kemudian kita lewati sekarang ini. 

Kita sudah tidak lagi belajar lompat batu untuk mencapai usia tertentu yang dipersiapkan berburu di dalam hutan. Atau melindungi kampung dan suku dari terjangan hewan buas dan gangguan lainnya. 

Dunia modern cenderung melepas anak-anaknya ke dunia pendidikan (sekolah dan kampus), yang kemudian proses belajar tersebut membuat manusia modern bisa "melamar" kerja dan mendapatkan uang. Uang tersebut dibelanjakan untuk mempertahankan hidup.

Pergeseran yang nyata antara proses-proses dari melompat ke dunia pendidikan dalam cakupan dunia modern hari ini nyatanya memiliki prinsip yang sama. Namun, ada hal-hal yang kemudian berubah dengan cepat. Proses kedewasaan untuk memperoleh penghidupan sekaligus mempertahankan kehidupan berpindah jauh dengan dunia modern hari ini. 

Makna, lompat batu dan berburu binatang buruan, maknanya berubah. Meski jenis tanggung jawabnya bisa saja sama; untuk keluarga, komunitas dan lingkungan sekitar kita tinggal.

Inisiasi menuju kedewasaan itu, mungkin saja lebih kepada bagaimana kamu mengelola keuangan mu sendiri. Seseorang yang dianggap dewasa bukan hanya mendapatkan uang, namun lebih jauh dari pada itu, kedewasaan di dunia modern bisa jadi adalah pula tentang bagaimana kita mendapatkan uang, membelanjakannya dan melipatgandakan uang tersebut. Dan itu susah, kecuali bagi mereka yang benar-benar telah dewasa. 

Proses kedewasaan inilah yang kemudian membuat kita berbeda satu dengan yang lainnya dalam cakupan lompat batu , berburu dan membunuh hewan buas---yang beralih kepada kuliah, bekerja dan mendapat upah kerja. Inisiasi menuju kedewasaan, lebih spesifik lagi sebagai tamparan keras tentang; sudahkah kamu becus mendapatkan uang, membelanjakannya dan melipatgandakan uang hari ini?

Kamu giman, mblo! Sudah bisa ngatur duit sendiri belum? -

-------

Catatan: Penulis merupakan penjual buku online di Kafeinbuku dan tulisan-tulisan lainya bisa kamu baca juga di Pigurafilm.wordpress.com atau di bastorydolo.blogspot.com 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun