Mohon tunggu...
Muhammad Ali
Muhammad Ali Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Blogger di Pigurafilm dan pedagang buku online: Kafeinbuku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Zaman Batu, Budaya Traveling dan Instagram Kita

2 Januari 2021   16:26 Diperbarui: 2 Januari 2021   16:32 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain mulai berkurangnya hewan buruan ideal, dan faktor ancaman kelompok lain serta hewan buas yang sama-sama berada di alam bebas, nyatanya, manusia purba pun mengalami satu fase sulit berupa perubahan alam yang menghendaki dirinya untuk pindah ketempat lain. Manusia pada tahan ini memilih untuk tinggal di puncak gunung yang dianggapnya bisa terhindar dari bencana alam. Tak sedikit, peradaban zaman purba ditemukan di puncak gunung baik lewat jejak hunian yang ditinggalkan.

Dari tiga faktor manusia memilih untuk bertahan hidup itulah, kita bisa menafsirkan bahwa, manusia zaman dulu sekalipun setidaknya telah mengenal pola migrasi dan tak jarang memakan waktu, tenaga, jarak dan tak jarang kematian. Regenerasi dari pola tersebut terus dilakukan hingga hari ini oleh kita, baik dalam bentuk kesadaran untuk ber-traveling, merantau, atau bahkan dalam konteks yang lebih kecil lagi pindah kos-kosan. Setidaknya, The Walk culture, atau lebih tepatnya kita sebut the Walker ada dan bersemayam dalam diri kita. Dari zaman manusia zaman batu sekalipun, kita mewarisinya.

Di mana agendamu jalan-jalan hari ini, Puan?


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun