Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Benarkah Media Digital Merusak Kemampuan Membaca Kita?

27 Oktober 2023   09:49 Diperbarui: 28 Oktober 2023   00:20 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak penelitian menemukan bahwa membaca lewat media cetak masih lebih baik daripada lewat media digital | Ilustrasi oleh Firmbee via Pixabay

Kita mungkin tak berada dalam situasi krisis membaca, tapi membaca tampaknya jadi lebih rumit. Saya bisa merasakannya. Dulu, saya bisa membenamkan diri dalam sebuah buku atau artikel yang panjang tanpa perlu berusaha keras.

Kini konsentrasi saya sering mulai buyar setelah dua atau tiga halaman. Saya menjadi gelisah, hilang arah, dan mencari hal lain untuk dilakukan. Saya berkali-kali menyeret otak saya yang bandel untuk kembali ke teks, tapi pikiran saya terus berkelana dan menggeliat.

Saya tak bisa membaca "War and Peace" lagi, bahkan sekadar tulisan blog yang terdiri dari empat atau lima paragraf. Saya telah menunda membaca "El Senor Presidente" karya Miguel Angel Asturias selama setahun lebih, dan ini bikin saya frustrasi.

Mengapa dan bagaimananya, saya tak tahu pasti. Hal yang jelas terjadi adalah bahwa saya tak membaca satu buku pun dalam empat bulan terakhir, tapi kuantitas bacaan saya dalam bentuk artikel-artikel pendek cukup mengesankan.

Selama dua tahun sekarang, saya telah menghabiskan banyak waktu online, mengeksplorasi hal-hal hebat di internet. Ketika saya membaca sebuah artikel online, setelah beberapa paragraf, pikiran saya melayang dan mendapati diri berada di situs lain.

Rentang perhatian saya telah dipotong-potong dan dikomodifikasi. Saya terlalu sibuk, terlalu malas, terlalu teralihkan. Aktivitas membaca menjadi seperti berkeliling supermarket, hanya untuk mengambil apa yang saya butuhkan dan kemudian keluar lagi.

Ketika ebook dan Kindle serta platform serupa lainnya menjamur, para ahli memberi kabar baik bahwa penulis akan memiliki lebih banyak pembaca dan lebih banyak penjualan. Tapi, mereka juga membawa kabar buruk: orang akan jarang menyelesaikan bacaan mereka.

Saya khawatir itu benar.

Membaca di layar menghambat pembelajaran

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ketika orang membaca di layar, mereka tak memahami apa yang mereka baca sebaik ketika mereka membaca di media cetak. Mirisnya lagi, banyak yang tak menyadari bahwa mereka tak memahami apa yang dibacanya.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ada beberapa penjelasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun