Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kebosanan Dapat Meningkatkan Kreativitas (jika Direspons dengan Tepat)

25 September 2023   16:10 Diperbarui: 25 September 2023   18:58 1642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti halnya tidur, memberikan waktu bagi otak kita untuk mengembara dapat membantunya membuat koneksi dan menghasilkan ide-ide yang tak bisa dilakukan saat otak sibuk.

Itu mungkin menjelaskan mengapa banyak orang mengaku menemukan ide hebat untuk masalah yang mereka hadapi ketika sedang mandi, misalnya Archimedes. Hal ini karena pikiran mereka bebas mengembara sementara tubuh mereka sedang melakukan sesuatu yang ringan.

Jadi, kebosanan sebenarnya bisa menumbuhkan ide-ide kreatif, mengisi kembali cadangan kita yang menipis, membangkitkan lagi semangat kita dan memberikan masa inkubasi bagi embrio gagasan untuk menetas.

Pada saat-saat yang tampak membosankan, kosong dan tak berguna, seperti mencabut rumput liar atau memindahkan perabotan, gagasan dan solusi yang telah ada selama ini dalam bentuk embrio diberi ruang dan menjadi hidup. Jika cangkangnya retak, eureka!

Cara saya merespons kebosanan

Tentu saja, kebosanan itu sendiri tak kreatif; yang penting adalah apa yang ditimbulkannya. Meskipun perasaan ini sering menyiksa, di dalamnya ada aneka kesempatan nyata untuk menemukan sesuatu yang baru, termasuk menjadi sumber kreativitas.

Masalah dengan kebosanan adalah bahwa walaupun itu mengingatkan kita tentang adanya sesuatu yang salah, kebosanan tak memberitahu kita apa yang harus kita lakukan untuk mengatasinya. Dengan demikian, menemukan cara yang sehat untuk mengatasinya tergantung pada diri kita sendiri.

Versi saya adalah memilih aktivitas yang hanya membutuhkan sedikit, atau sama sekali tak membutuhkan, konsentrasi. Ini mencakup duduk dan berpikir, mungkin dengan secangkir teh dan mata terpejam, atau berjalan kaki di rute yang sudah dikenal.

Dengan membiarkan pikiran mengembara sejauh satu kilometer menuju kampus atau pusat kota, saya memikirkan banyak hal, mulai dari hal-hal bodoh sampai hal-hal serius. Tujuannya tak jelas, tapi sangat menarik untuk mengikuti alurnya dan melihat apa yang dihasilkannya.

Berpikir biasanya dianggap sebagai tak melakukan apa pun, tapi tak melakukan apa pun selalu sulit dilakukan. Saya merasa bahwa berpikir paling baik dilakukan dengan menyamarkannya sebagai melakukan sesuatu, hal-hal yang tak terlalu menguras energi dan perhatian.

Sesuatu yang paling dekat dengan tidak melakukan apa-apa, bagi saya, adalah berjalan kaki.

Tapi jika Anda berpendapat lain, itu sama sekali bukan masalah. Intinya sama saja: kita seharusnya tak takut oleh kebosanan dan justru harus menerimanya. Pikirkan kebosanan bukan sebagai hal yang membuang-buang waktu, tapi waktu bersantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun