Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Repot-repot Membaca Karya Sastra?

12 Agustus 2023   06:30 Diperbarui: 12 Agustus 2023   16:54 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sastra dapat mengasah rasa empati, dan itu menjadikan kita manusia yang lebih baik | Ilustrasi oleh Hermann Traub via Pixabay

Maaf, sejujurnya saya belajar politik sama banyaknya dari sastra.

Mereka tak melihat (apalagi meraih) nilai-nilai sastra karena justru mereka terlalu memaksakan diri untuk mengambilnya. Manfaat apa pun yang datang dari sastra adalah efek samping dari pengalaman menikmati sastra itu sendiri.

Jadi, dalam arti tertentu, kita perlu bersedia "buang-buang waktu" untuk benar-benar memetik manfaat sastra. Kebalikan dari budaya media sosial yang menuntut kita membaca cepat, sastra mengharuskan kita memelankan dan membiarkan diri dibawa oleh seni sastra.

Itulah sebabnya cara kita membaca bisa jadi lebih penting ketimbang apa yang kita baca. 

Faktanya, membaca sastra yang baik tak akan menjadikan kita orang yang lebih baik, seperti halnya duduk di masjid atau gereja. Tapi membaca buku-buku bagus dengan baik mungkin saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun