Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Selain Resesi Ekonomi, Kita juga Terancam Resesi Persahabatan

24 Juni 2023   14:50 Diperbarui: 25 Juni 2023   20:00 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peringatan tentang resesi ekonomi global ada di mana-mana, tapi orang jarang tahu tentang resesi persahabatan | Ilustrasi oleh Fancycrave1 via Pixabay

Dalam persahabatan, orang membangun sebuah hubungan yang setara dan tulus, tak ada rasa ketergantungan, sama sekali bukan relasi transaksional. Seorang sahabat abai "apa untungnya buat saya"; dia hanya menjaga hubungannya, satu-satunya hal penting.

Saya akan menguraikan beberapa kriteria persahabatan dengan lebih ajek.

Pertama, persahabatan bersifat sukarela dan karenanya tak bisa dipaksakan. Berbeda dengan hubungan keluarga berbasis darah yang tak bisa dibatalkan, persahabatan dipilih secara bebas dan, jika perlu, kita bisa meninggalkannya.

Kita memilih masuk ke dalamnya, dan ada kemungkinan bagi kita untuk melepaskannya. Dan tak seperti ikatan sukarela lainnya, seumpama pernikahan dan hubungan romantis, persahabatan tak punya struktur formal.

Jika Anda seorang suami, menurut perintah agama, Anda diwajibkan mencari nafkah. Secara umum, Anda dan pasangan Anda juga terikat dalam sebuah janji kesetiaan. Andai kata Anda pergi berbulan-bulan, ada semacam tuntutan untuk rutin menghubungi pasangan Anda.

Persahabatan lebih elastis dan fleksibel, walaupun mungkin juga sepasang sahabat membuat sejenis perjanjian tertentu. Saya dan sahabat saya, misalnya, jika senggang, setiap Kamis sore akan bertemu di tepi danau kampus dan traktir makan secara bergiliran.

Intinya, sebagai kategori hubungan yang fleksibel, tak ada aturan budaya universal mengenai bagaimana sebuah persahabatan seharusnya berkembang. Karena sahabat memilih satu sama lain, mereka harus mencari tahu sendiri.

Kedua, persahabatan adalah hubungan pribadi. Artinya, orientasi persahabatan adalah person-qua-person, demi kepentingan orang lain. Saya bersahabat dengan dia bukan karena dia kaya atau anak pejabat, melainkan karena kualitasnya sebagai individu.

Kita juga bisa mengatakannya begini: persahabatan lebih dari sekadar perkenalan atau sering berjumpa, ini adalah hubungan yang dibangun atas dasar saling pengertian, kepercayaan, dan pengalaman bersama. Sahabat saling berbagi suka dan duka, bahkan kadang berbagi rahasia.

Ketiga, persahabatan adalah ikatan afektif (keterikatan emosional). Orang peduli, suka, dan mungkin sangat mencintai sahabat mereka. Dalam hubungan inilah, secara emosional, orang berinvestasi dalam kepuasan dan kebahagiaan satu sama lain.

Seorang sahabat memberi kita kenyamanan, semangat, dan telinga yang mendengarkan suka-duka kita. Namun, mengingat sifat kesukarelaannya, kedalaman pengaruh di antara sahabat dapat berkisar dari sekadar situasional, rutinitas hingga pengabdian seumur hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun