Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Saya Punya Banyak Teman (dan Masih Merasa Kesepian)

21 Juni 2023   18:30 Diperbarui: 22 Juni 2023   00:00 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dikelilingi banyak teman bukan jaminan kita terbebas dari rasa kesepian | Ilustrasi oleh Czu Czu PL via Pixabay

Dikelilingi banyak teman tanpa kedekatan, dengan demikian, bukanlah obat kesepian. Dalam konteks ini, memiliki ribuan teman Facebook dan pengikut Instagram mungkin tak menekan kesepian, tapi justru mendorongnya.

Sadar bahwa Anda punya ribuan orang yang bisa dijangkau secara instan, meski nyatanya tak satu pun dari mereka yang benar-benar menghargai Anda apa adanya, hanya akan menambah rasa terisolasi Anda alih-alih menghilangkannya.

Fakta-fakta tersebut menjelaskan mengapa kesepian sangat menyakitkan. Kala kita tak punya teman, nilai kita sebagai manusia tak disadari, tak dihargai, tak dilibatkan. Tanpa teman, kita merasa diri kita menyusut, menghilang dari dunia manusia.

Persoalannya bukan seberapa banyak, melainkan seberapa dalam. Jadi lain kali kalau Anda merasa kesepian, jangan langsung menyimpulkan bahwa Anda membutuhkan lebih banyak teman. Sebaliknya, periksalah hubungan yang sudah ada, lalu perbaiki.

Jika kita punya beberapa teman saja, sejauh hubungan itu berjalan intim dan bermakna, kita tak akan khawatir apakah kita setengah atau seperempat manusia; kita bakal merasa utuh. Perasaan dipahami dan dihargai adalah hal yang sangat kita dambakan saat kita kesepian.

Menjaga dan menjadi teman

Kesepian terasa seperti rasa lapar yang perlu diberi makan, hanya saja "rasa lapar" ini tak akan pernah bisa dipuaskan dengan fokus pada "makan" semata. Yang perlu dilakukan adalah melangkah keluar dari rasa sakit kita sendiri untuk "memberi makan" orang lain.

Jalan keluar dari rasa kesepian, ironisnya, adalah dengan memerhatikan kebutuhan orang lain, menelusuri jalan dari rasa hormat dan kasih sayang menuju cinta. Bahkan kalaupun itu tak berakhir jadi sebuah hubungan, itu membuat kesepian jadi tak terlalu berat.

Intinya bukan menjalin hubungan baru, walau kadang-kadang kita perlu begitu, tapi terutama meluangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan. Ini karena obat kesepian bukanlah jejaring sosial yang surut dengan cepat, melainkan keintiman.

Keintiman memungkinkan kita untuk mengakui realitas manusia lain, dan sebaliknya, yang pada gilirannya mengurangi rasa sakit kesepian. Ini mungkin terlihat berbeda dengan relasi mendalam yang kita dambakan saat kita kesepian.

Namun perbedaannya adalah dalam hal derajat atau dimensi, bukan jenis. Rasa hormat, kasih sayang, dan cinta adalah cara untuk menyatakan bahwa "dia itu penting"; semua ini adalah melodi yang dinyanyikan dengan chord yang sama.

Demikianlah, untuk mengobati rasa sakit kesepian (bukan menghilangkannya seumur hidup), kita semua perlu menjalin persahabatan yang mendalam, matang, dan intensif. Pendek kata, kita perlu menjaga dan menjadi teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun