Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Merayakan Hari Valentine dengan Belajar Seni Mencintai

13 Februari 2023   18:16 Diperbarui: 14 Februari 2023   04:30 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pikir setiap hari adalah hari kasih sayang, sedangkan Hari Valentine (Valentine's Day) adalah sebentuk monumen yang mengingatkan kita tentang itu. Kita tak perlu menunggu Hari Valentine untuk mengungkapkan cinta kita. Cinta tak mengenal spesifikasi waktu.

Cinta merupakan kebutuhan mendasar manusia, di samping kebutuhan akan makanan, tempat tinggal, dan rasa aman. Cinta mengobati keterpisahan manusia, membantu kita meninggalkan penjara kesendirian.

Sebagaimana ujar Sophocles, cinta adalah satu kata yang membebaskan kita dari semua beban dan rasa sakit hidup. Namun, masih kata Sophocles, tak ada keagungan yang memasuki hidup manusia tanpa kutukan.

Besarnya kekuatan cinta membuat derita yang menyertainya juga begitu besar. Hampir tak ada aktivitas atau upaya yang dimulai dengan kerinduan dan pengharapan yang sedemikian dahsyat, kendati sering gagal, seperti cinta.

Para penyair, entah secara terang-terangan maupun melalui metafora yang rumit, berusaha memberitahu kita tentang kekuatan cinta. "Cinta adalah jembatan antara kau dan segalanya," tutur Rumi.

Pada saat yang sama, para pendongeng lainnya juga menyebut cinta sebagai pangkal dari suatu tragedi, seperti Majnun yang meninggal di atas makam Layla, atau Romeo dan Juliet yang masing-masing memutuskan untuk mati setelah kehilangan satu sama lain.

Sayangnya, orang jarang memahami penyebab kegagalan cinta. Mereka lebih tertarik untuk mempelajari kegagalan bisnis atau kekuasaan. Dalam kasus cinta, mereka mengobati lukanya dengan jatuh cinta lagi, dan sering kali jatuh di lubang yang sama tanpa tahu mengapa.

Terlepas dari aspek tragisnya, cinta tetap merupakan unsur penting dari pengalaman manusia dan komponen mendasar dari apa artinya menjadi manusia. Atau mungkin, nestapa dan derita memang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari semua itu.

Intinya, entah kita sedang mengalami cinta romantis atau cinta untuk dunia, cinta punya kekuatan untuk membawa makna dan orientasi hidup. Lewat cintalah kita dapat terhubung dengan orang lain, memahami diri kita sendiri, bahkan menciptakan dunia yang lebih baik.

Pendeknya, dalam tindakan mencintai, kita menemukan manusia.

Cinta di zaman kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun