Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

3 Buku yang Mengubah Kebiasaan Menulis Saya di Tahun 2022

31 Desember 2022   17:18 Diperbarui: 1 Januari 2023   13:46 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan sampul depan buku Lost in Thought via Press.princeton.edu

Kendati itu terasa konyol, buku ini menampilkan seabrek studi yang sejalan dengan prinsip James: perasaan kita lebih merupakan cara kita memahami apa yang terjadi pada tubuh kita, daripada sesuatu yang ada begitu saja untuk mendikte perilaku kita.

Meski pendekatan buku ini tak seradikal yang diklaimnya, sebab prinsip James sudah lama diteliti para psikolog, pengaruh buku ini tetap radikal bagi saya. Wiseman menunjukkan kepada saya betapa cairnya hal-hal seperti kepercayaan diri, kebahagiaan, atau singkatnya, mood.

Alih-alih jadi batu, saya bisa membuat perasaan atau mood saya berubah dengan eksperimen paling sederhana. Dengan begitu, saya tak boleh mengikatkan identitas saya secara kaku pada terlalu banyak hal, tapi sekaligus tak terlalu labil juga.

Buku ini membantu saya mengatasi salah satu problem akut saya di tahun 2022: rasa malas untuk menulis.

Saya tak terlalu paham. Tahun 2020 dan 2021 adalah masa-masa yang membara bagi saya untuk menulis. Namun, ketika saya mulai sibuk kuliah, yang harusnya saya makin rajin menulis, saya merasakan aneka kesulitan untuk duduk dan mengetik.

Mungkin konsentrasi saya terpecah-pecah. Mungkin cuaca sedang buruk, jadi saya merasa tak bergairah untuk menulis. Mungkin perut saya keroncongan. Atau mungkin kamar kost sebelah terlalu berisik. Mungkin saja, mungkin, saya memang tak berbakat.

Buku Rip It Up datang kepada saya dan rasanya berkata begini: "Tutup mulutmu dan siapkan segelas kopi. Duduklah dengan tekun dan tulislah apa pun yang membuatmu enyah dari ranjang. Dalam beberapa menit, kau akan berhasrat untuk menyelesaikan tulisanmu."

Dan, aneh. Kendati saya merasakan kemalasan yang akut sepanjang tahun ini, saya justru membuahkan karya tulis yang lebih banyak, dan rasanya lebih baik, daripada tahun-tahun sebelumnya. "Action is the antidote to despair," tulis Wiseman.

How to Take Smart Notes oleh Soenke Ahrens

Tampilan sampul depan buku How to Take Smart Notes via Soenkeahrens.de
Tampilan sampul depan buku How to Take Smart Notes via Soenkeahrens.de

Saya berharap menemukan dan membaca buku ini lebih awal. Buku ini adalah alasan utama mengapa saya lebih lama dalam menyelesaikan bacaan, dan telah mengubah hubungan saya dengan pencatatan.

Buku ini berpusat pada dunia kepenulisan, tapi tak eksklusif untuk mereka yang menjadikan aktivitas menulis sebagai profesi. Siapa pun yang melihat menulis sebagai media dari segala pekerjaan, atau bahkan sekadar suka membaca, buku ini patut diberi perhatian lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun