Ketika kita berada dalam kondisi aneh antara ketidaktahuan dan sekaligus keingintahuan, kita menolak untuk membiarkan kebutaan kita menjadi permanen. Perlahan dan pasti, kita terus mengumpulkan pengetahuan seperti halnya lebah-lebah yang mengumpulkan madu.
Sejenak kita berhenti. Madu-madu pengetahuan itu, bisik kita, tidak boleh mengendap dan membengkalai begitu saja. Kita ingin melakukan sesuatu terhadap semua itu, seraya perlahan dan pasti mengumpulkan madu pengetahuan yang lain.
Kita tidak memulai pencarian dengan jawaban atau solusi; kita bergerak dengan pertanyaan dan teka-teki. Kita tidak hanya menantang secara sehat argumen-argumen orang lain, tapi terutama kita berani untuk tidak setuju dengan argumen kita sendiri.
Semua itu membutuhkan pencarian alasan mengapa kita mungkin salah, alih-alih alasan mengapa kita harus benar.
Dengan begitu, tatkala kita tahu bahwa kita tidak tahu, dan bahwa apa yang kita tahu juga mesti dipikirkan ulang, kita pun bersedia untuk merevisi pandangan kita berdasarkan apa yang telah kita pelajari. Atau ringkas kata, kita menjadi seorang "longlife learner".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H