Le Mythe de Sisyphe (terj. Mitos Sisifus) bisa dibilang merupakan sebentuk orasi puitis, pernyataan pribadi yang ditulis oleh seorang pemuda yang tinggal di pengasingan sempit di Paris selama hari-hari awal paling suram dari Perang Dunia Kedua.
Pemuda ini, Albert Camus, menawarkan keterusterangan yang rentan dari sedikit hal yang telah dipelajarinya: "Saya tidak tahu apakah dunia ini punya satu makna yang melampauinya. Namun, saya tahu bahwa saya tidak tahu makna itu dan bahwa mustahil bagi saya sekarang untuk mengetahuinya."
Berhadapan dengan kerentanan ini, mengingat sejumlah kritikus seperti Jean-Paul Sartre telah meremehkan Mitos Sisifus, kita sebaiknya tidak menandai Camus seolah-olah dia sedang menjalani ujian metafisik, tetapi menilai esainya sebagai sebuah karya seni.
(Bahkan Camus sendiri tidak mau dirinya disebut sebagai filsuf, melainkan seniman.)
Oleh sebab itu, kita seyogianya menilai Mitos Sisifus melalui martabat argumentasinya dan keindahan usahanya, bukan melalui keagungan buktinya dan konklusivitas pencapaiannya. Dengan begitulah, ditambah kemahiran lirisisme Camus, Mitos Sisifus dapat dilihat sebagai sebuah karya yang indah dan mengesankan.
Kiranya itu pula yang menjadi alasan mengapa saya memerlukan waktu dua minggu lebih untuk selesai membacanya, meskipun hanya berkisar 150 halaman. Selain ingin berhati-hati dalam memahami teks, saya juga terpana dan terpesona oleh gaya bertutur Camus yang liris.
Sebagaimana Camus sendiri katakan dalam bagian Pengantar (lima belas tahun setelah Mitos Sisifus selesai ditulis): "... lebih dari buku-buku saya yang lain, buku ini (Mitos Sisifus) membutuhkan kesabaran dan pemahaman para pembacanya."
Artikel ini hendak menafsirkan apa yang ingin dikatakan Camus kepada kita lewat buku (atau lebih tepatnya esai filsafat) itu.
Pertama-tama saya akan mengungkap topik mendasar esai itu, dilanjut dengan sepintas penjabaran dan komentar mengapa Camus menganggap hidup ini absurd, lalu seperti apa macam-macam sikap manusia di hadapan absurditas tersebut, dan pada akhirnya bagaimana sikap ideal Camus sendiri dalam menghadapi dunia yang demikian.
Absurditas dan Bunuh Diri
Sejalan dengan karya lainnya dari Camus, L'Etranger dan Caligula, Le Mythe de Sisyphe juga hendak mewedar sebuah sensitivitas absurd yang bisa ditemukan secara luas dalam keseharian manusia.