Saya menyadari bahwa rangkaian kisah saya tersusun atas titik-titik mungil yang meniti kesatuan besar dan kenikmatan yang tiada banding.
Kita sedemikian mudahnya mengabaikan hal-hal kecil hingga suatu waktu kita tersadar bahwa semua itulah yang selalu kita miliki.
Saya berhenti untuk tergoda meraih pencapaian besar versi orang lain, sebab risikonya adalah lantai yang licin sehingga melompat ke arah manapun akan membuat saya tergelincir dan kehilangan daya untuk melangkah kembali.
Apa yang saya fokuskan adalah pencapaian besar versi saya sendiri dengan peta jalan saya sendiri, dan begitulah saya menciptakan dunia pribadi yang menghangatkan, terlepas dari kapan pun semesta mendatangkan badai tornado.
Kita tidak perlu dan tidak bisa menjadi sempurna. Tapi secara prinsip, kita berhak mengejar nilai-nilai kesempurnaan itu sehingga apa pun yang kita lakukan, semuanya melahirkan hasil yang maksimal.
Kini satu hal lagi yang saya sadari bahwa meskipun ia ada dalam diri kita, perasaan insecure tidak dilahirkan bersama kita, melainkan dibuat oleh kita sendiri. Apa yang kita buat selalu dapat kita musnahkan, atau kendalikan.
Dan saya akan memilih yang kedua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H