Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Alasan Mengapa Anda Merasa Terjebak dalam Kehidupan

1 September 2021   17:56 Diperbarui: 2 September 2021   22:55 2178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi introvert (Shutterstock/Master1305)

Tetapi kehidupan tidak memungkinkan kita untuk memiliki kemahakuasaan semacam itu. Maka lepaskan segala hal yang memang tidak bisa Anda kendalikan hingga kapan pun, kemudian melangkahlah pada jalan yang memang bisa Anda kendalikan sepanjang waktu.

Pada akhirnya, saya pikir kita memang harus menyerah untuk terjebak. Mengingat bahwa semua orang juga merasakannya, maka dapat kita simpulkan bahwa perasaan terjebak semacam itu memang sudah menjadi bagian dari hidup itu sendiri.

Ketika kita menolak apa yang ada, kita menderita. Itu berlaku untuk apa pun dalam kehidupan kita. Jika kita mencoba untuk mengubah apa yang selalu ada, kita meracuni diri sendiri dari dalam ke luar.

Penolakan terhadap perasaan terjebak ini hanya akan membuat Anda seperti saya yang terus memikirkannya sepanjang waktu hingga saya tak pernah benar-benar melangkah satu lompatan pun untuk bergerak maju ke depan.

Fakta bahwa Anda memeluk perasaan terjebak itu berarti Anda menerima adanya sesuatu yang salah dalam diri Anda, dan Anda pun turut membuka diri untuk mengetahuinya serta memperbaikinya dengan penuh kerendahan hati nan kepuasan yang tak tertahankan.

Dalam kata-kata Iyanla Vanzant, "Ketika Anda memiliki sesuatu untuk dilakukan, hidup tidak akan membiarkan Anda bergerak maju sampai Anda benar-benar melakukannya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun