Saya mulai memaksakan diri untuk bekerja, mengolah ide, dan menghasilkan sesuatu tanpa adanya motivasi apapun.
Pada akhirnya, saya tidak mendapatkan apa-apa dalam jangka waktu yang mengkhawatirkan.
Ketika saya terbangun untuk menyadarinya....oh, saya terjebak dalam lingkaran yang sama!
Labirin Kehidupan
Bayangkan bahwa sekarang ini kita hidup dalam sebuah labirin raksasa. Syarat mutlak dari adanya permainan labirin adalah banyaknya jalan buntu yang memang sengaja untuk menjebak kita, tetapi juga menentukan siapa dari kita yang lebih "cerdik".
Ketika Anda berhadapan dengan jalan buntu tersebut, barangkali Anda tidak menyadari bahwa apa yang ada di depan Anda itu hanyalah satu dari sekian banyaknya jalan buntu dalam permainan labirin ini.
Tetapi ada satu hal yang bisa dipastikan terjadi pada Anda, bahwa Anda merasa terjebak dengan jalan buntu tersebut.
Realitas kita pun acapkali memang demikian. Salah satu hal yang membuat kita merasa terjebak dalam kehidupan adalah pikiran kita sendiri yang mengarah pada fatalisme.Â
Kita menyerah pada keadaan, dan bahwa di sana tidak ada harapan sama sekali untuk perubahan.
Pikiran menciptakan situasi kita, dan pikiran juga membingkai bagaimana kita melihat dunia. Pada kenyataannya, pikiran adalah dasar dari paradigma kita sekarang ini.
Amatlah mudah untuk menggunakan pikiran kita dalam membuat narasi yang nyaman tentang mengapa kita tidak bisa pergi ke mana pun. Tapi masalahnya adalah, itu tidak benar. Selalu ada sesuatu yang dapat kita lakukan di kehidupan ini. Sepanjang waktu.
Apa yang kita lihat sebagai jalan buntu dalam labirin raksasa ini hanyalah pintu yang kita pikir telah dikunci, tetapi sangat sedikit dari kita yang menyadari bahwa kita semua selalu memiliki kunci tersebut.