Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

9 Alasan Mengapa Hidup Kita Terasa Rumit

25 Agustus 2021   17:16 Diperbarui: 19 Juni 2022   00:40 2162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mungkin masalahnya bukan kehidupan, tapi kitalah yang membuatnya rumit | Ilustrasi oleh Engin Akyurt via Pixabay

Begitu banyak di antara kita yang menjalani kehidupan seolah-olah tujuan hidup kita adalah menyelesaikan daftar tugas yang begitu panjang dan mesti kita capai, tetapi saya ingin mengingatkan Anda bahwa daftar tugas Anda tidak akan pernah kosong atau terselesaikan.

Saya merasa bila saya mengingatkan diri saya bahwa tujuan hidup ini bukanlah untuk menyelesaikan semua tugas tetapi untuk menikmati setiap langkah dalam perjalanan hidup kita, saya akan jauh lebih mudah untuk mengendalikan obsesi saya.

Ketika kita meninggal nanti, selalu masih akan ada urusan yang belum selesai atau daftar tugas yang belum dicentang. Dan tahukah Anda? Orang lainlah yang akan menyelesaikannya. Tongkat peradaban selalu beralih tangan, bukan?

Dalam kata-kata Richard Carlson, "Jangan membuang-buang waktu berharga Anda dengan menyesali hal yang tak terhindarkan."

2. Menyangkal emosi atau pengalaman "negatif"

Banyak orang merasa tertekan untuk selalu menjalani kehidupan yang "positif", bahwa segala hal harus berjalan baik dan respons kita pun mesti sedemikian baik pada dunia. Keluhan utama dalam menjadi orang ramah setiap waktu adalah rasa letih yang tidak terobati.

Dan jika manusia memang diciptakan dengan segala emosi negatifnya, maka tidak selayaknya kita menyangkal semua itu atas nama kebaikan. Paradoksnya, jika setiap orang bertingkah baik di dunia ini, maka tidak seorang pun dari kita yang benar-benar baik.

Begitu pula dengan pengalaman yang kita konotasikan secara negatif, kenyataannya pengalaman semacam itulah yang mewarnai hidup kita sepanjang waktu. Jika kita menolak atau anti terhadapnya, kita tidak akan pernah benar-benar menikmati kehidupan.

Orang yang menyangkal perasaan marah atau sedih dalam dirinya tidak akan pernah sepenuhnya merasa bahagia, meskipun secara sekilas mereka selalu tersenyum pada semua orang.

Dan mereka yang menghindari penderitaan atau kegagalan di tengah dunia yang memang dipenuhi oleh pengalaman semacam itu, saya ragu mereka akan menikmati kehidupannya.

Kita bisa meluapkan emosi negatif kita secara tepat tanpa harus menyangkalnya demi berperilaku ramah. Bagaimanapun juga, semua perasaan yang ingin kita hilangkan itu adalah bagian dari diri kita yang tak bisa diabaikan.

Jika Anda memiliki iblis dalam diri Anda (dan memang semua orang memilikinya), satu-satunya cara untuk mengatasinya bukanlah dengan menghindarinya atau mengusirnya, tapi kendalikanlah dia hingga Anda sendiri adalah majikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun