Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kekuatan Kata-Kata: Sebuah Mantra Kehidupan

24 Juli 2021   09:02 Diperbarui: 24 Juli 2021   09:24 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekuatan kata-kata jauh lebih magis dari yang kita pikirkan | Ilustrasi oleh Gerd Altmann via Pixabay

Mungkin maksud pembunuh tersebut adalah kata "kami" dan bukannya kata "kita". Jika dia menggunakan kata "kita", berarti dia mengklaim bahwa orang yang sedang berbicara dengannya juga ikut terlibat dalam pembunuhan yang dimaksud.

Nah, pernah suatu waktu, seorang teman berpesan pada saya, "Aku tidak bisa masuk kelas hari ini. Titip absen, ya!" Saya tahu betul apa maksudnya, tapi ketika guru memeriksa kehadiran, saya lupa.

Lantas dia pun marah kepada saya dan sekonyong-konyong saya berdalih, "Lho, arti dari kata 'absen' adalah tidak hadir. Jadi siapa yang salah?"

Sebuah maksud mulia pun, jika disampaikan dengan kata-kata yang keliru, bisa kehilangan nilai mulianya. 

Misalnya saya bermaksud untuk menyatakan betapa senangnya saya bisa berteman dengan teman saya yang laki-laki.

Kemudian saya berkata padanya, "I love you."

Duh, keakraban yang kami miliki akan membuat ungkapan itu sangat menjijikkan! Mungkin dia akan menganggap saya sebagai homoseksual dan mulai menjauh bak planet Bumi dengan matahari!

Padahal maksud saya mulia, bahwa betapa bersyukurnya saya bisa memiliki teman sepertinya. Tapi akan lebih pas kalau saya sekadar berterima kasih atau bahkan tidak diungkapkan sama sekali. Toh pertemanan sejati tidak membutuhkan pengikat apa pun lagi.

Apa yang saya maksud di sini adalah, kata-kata tertentu juga sangat mungkin punya konteks khusus. Ketika kata tersebut tidak ditempatkan pada konteksnya, kesan yang dihasilkan akan sangat aneh dan mungkin benar-benar gila.

Sekarang saya akan berkata, "Pandemi adalah konspirasi!"

Apa yang Anda pikirkan tentang itu? Barangkali saya akan dituduh sebagai penganut bumi datar dan patut dipenjarakan atas kasus penyebaran berita hoaks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun