Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Sederhana dengan Kembali Menuju Hakikat

12 Juni 2021   17:33 Diperbarui: 12 Juni 2021   17:35 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, Anda (subjek) merupakan seorang manusia yang pada hakikatnya memerlukan sesuatu untuk menutupi aurat. Dan objek yang punya hakikat untuk menutupi aurat dengan nyaman adalah pakaian. 

Jika kedua hakikat tersebut saling terkoneksi, maka Anda sudah menerapkan gaya hidup sederhana.

Tapi dapat disebut hidup berlebihan jika Anda melebihkan-lebihkan satu atau semua hakikat dan dapat disebut hidup kekurangan jika mengurangi satu atau semua hakikat.

Katakanlah Anda membeli baju berharga mahal dan bermerek karena gengsi dengan teman. Itu berarti, Anda telah melebih-lebihkan hakikat baju dari yang tadinya menutupi aurat dengan nyaman menjadi sarana penguat gengsi. Dalam kasus ini, Anda punya gaya hidup berlebihan.

Kasus lainnya, jika Anda membeli baju robek atau tidak nyaman dipakai, berarti Anda telah mengurangi hakikat baju yang seharusnya untuk menutupi aurat dengan nyaman. Dalam kasus ini, Anda punya gaya hidup kekurangan.

Tidak peduli kapan waktunya, gaya hidup berlebihan atau kekurangan, pada akhirnya akan membuat Anda menderita.

Tentu tidak masalah jika Anda punya kelimpahan harta. Anda tidak mesti membuang separuh kekayaan Anda untuk menjalankan gaya hidup sederhana. 

Yang sepatutnya Anda lakukan adalah mengoneksikan antara hakikat subjek dengan hakikat objek. Tidak berlebihan dan tidak berkekurangan.

Dengan pemahaman ini, gaya hidup sederhana menjadi lebih masuk akal. Bagaimana pun bentuk praktiknya, aturan yang berlaku tetap sama. Kecocokan dua hakikat inilah yang kemudian menjadikan kita bersifat bijaksana.

Kembali menuju hakikat menjadi keterampilan yang amat penting di era hedonisme seperti sekarang. Kita dihadapkan pada sumber pemuas kebutuhan yang semakin beragam sehingga godaan-godaan itu terus merayu-rayu kita. Mereka datang seperti seorang nona berbaju merah di musim semi.

Inilah yang membuat kita sering menginginkan sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Kita telah menyalahi hakikat dari banyak hal sehingga kehidupan ini terasa begitu sumpek, padahal kita sendirilah yang melebih-lebihkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun