Hampir setiap orang yang saya kenal pernah mengatakan, "Ah, aku sedang mengalami hari sial!" Biasanya mereka menghiasinya dengan kata-kata kasar. Bahkan dalam kasus tertentu, mulut mereka tiba-tiba fasih sekali mengenal nama-nama binatang.
Maksud saya, sungguh? Apakah sesuatu yang kita sebut sebagai hari sial itu memang benar-benar ada? Tentu saya sendiri juga pernah bersumpah serapah semacam itu. Dan Anda pun sepatutnya jujur pada diri sendiri.
Mungkin pernah suatu hari, nomor Anda tidak muncul di meja perjudian Macau. Atau melamar kerja ke beberapa perusahaan dan tidak satu pun di antaranya yang berhasil. Atau ketahuan selingkuh di balik semak-semak yang terpasang kamera CCTV.
Lantas Anda melolong bak serigala, "Sial! Hari-hariku sungguh sial!"
Omong kosong! Anda tahu mengapa?
Setiap peristiwa bersifat netral
Tidak ada yang namanya hari sial dalam kenyataan. Bahkan apa yang kita sebut sebagai hari keberuntungan juga tidak ada. Persepsi semacam itu hanyalah doktrin yang kita terima dari orang-orang di sekitar kita yang menganggap hidup adalah tentang untung atau rugi.
Kita tidak bisa mengklaim hari-hari kita sebagai untung atau rugi, sebab tidak ada parameter universal yang bisa mengukur untung atau rugi. Mungkin saja apa yang kita sebut kesialan ternyata malah mendatangkan keuntungan yang luar biasa di waktu kemudian.
Ini seperti ketika Anda menyeberangi jalan. Saat Anda sampai di seberang jalan dan merasa beruntung karena terhindar dari kecelakaan, itu tidak benar. Mungkin saja kecelakaan yang Anda takuti justru baru menimpa Anda ketika sudah sampai di seberang jalan.
Tidak ada yang tahu. Bagaimana kalau tiba-tiba sebuah truk terguling dan menghantam Anda yang baru saja merasa beruntung karena sampai di seberang jalan dengan selamat?Â
Nah, bukankah itu yang disebut kesialan? Tidak juga. Anda tidak tahu hikmah macam apa yang bersemayam di balik kecelakaan itu. Mungkin pembelajaran yang sangat luar biasa!
Tapi jika kemudian Anda dapat memetik pembelajaran yang dimaksud, apakah kecelakaan itu dapat disebut sebagai keberuntungan? Tidak juga, sebab kaki Anda telah remuk.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!