Itu karena kita tidak cukup proaktif dalam kehidupan. Kita menjadi manusia fatalistik (keyakinan bahwa segala sesuatu sudah ditentukan dan tidak bisa digubris).
Namun, seperti yang dikatakan Viktor Frankl, tidak ada kemerdekaan yang benar-benar hilang, bahkan dalam situasi yang tampak sudah sangat gelap sekalipun.
Kita tidak bisa memilih situasi yang menimpa kita, tetapi kita selalu bisa menentukan sikap atas situasi tersebut. Karenanya juga, dalam situasi paling menyakitkan dan tidak manusiawi sekali pun, penderitaan pastilah memiliki makna.
Dan sayangnya, kita sering melewatkan fakta ini. Kita sering menyia-nyiakan kebenaran ini.
Ketika kita mulai menyesali sebuah perkara, kita hanya menyalahkan sesuatu di luar diri kita di samping fakta bahwa kita selalu memilih.
Karenanya ketika Anda berkata, "Saya harus ... karena ...," itu benar-benar omong kosong. Yang sesungguhnya terjadi adalah Anda memilih ... karena ... Tergantung kepada apa yang menjadi nilai-nilai Anda.
7. Pikiran adalah tempat yang menakutkan
Hati-hati dengan pikiran, karena ia bisa menjadi pengendali Anda dalam segala sesuatu. Ia juga menjadi sumber dari banyak penyakit, entah itu penyakit mental maupun fisik.
Saya akan sedikit random.
Jika Anda kecanduan game online, akarnya adalah pikiran Anda yang tidak mampu menafsirkan secara tepat apa itu esensi dari game online.
Jika Anda tertarik pada terorisme, akarnya adalah pikiran Anda yang cacat dalam mengenali terorisme.
Jika Anda memiliki dendam kepada seseorang, akarnya adalah pikiran Anda yang dicuci oleh amarah sehingga buta terhadap kenyataan bahwa kita adalah makhluk satu-kesatuan kosmik.