Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenali 7 Kebenaran yang Menyakitkan untuk Memahami Kehidupan

6 Mei 2021   09:22 Diperbarui: 6 Mei 2021   09:33 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semakin tidak terjangkau pandangan, kita melihat rel tersebut seperti semakin menyatu | Ilustrasi oleh Martin Winkler via Pixabay

Dalam hal apa pun, kita memiliki batas waktu atau apa yang saya sebut sebagai "tenggat". Saya tidak hanya berbicara tentang kematian. Tapi ini juga mencakup segala sesuatu yang kita miliki, entah itu kekayaan, kekuasaan, ketenaran; semua akan berakhir pada waktunya.

Bahkan gunung-gunung pun perlahan mulai tercerabut dari akarnya, hingga pada waktu yang tepat, ia terbang dan saling berbenturan satu sama lain.

Kerajaan gunung es di kutub telah mencair secara besar-besaran sejak pemanasan global. Permukaan air laut meningkat. Dan pada waktu yang tepat, separuh dataran bumi akan tenggelam.

Atau bahkan seluruhnya akan tenggelam. Kita mempercayai sebuah peristiwa maha dahsyat yang disebut kiamat. Dan jika Anda tidak menyadarinya, kita mengalami kiamat ringan setiap hari.

Ada cacat di alam raya. Apa pun yang Anda kira adalah milik Anda sangatlah rapuh dan fana. Ketika "tenggat" tiba, Anda kehilangan semuanya.

Ini adalah pesan bahwa tidak ada sesuatu pun yang bisa dibanggakan di dalam kehidupan. Meskipun Anda dapat melakukannya, itu tidak bernilai apa-apa. Dan inilah yang dilakukan oleh mayoritas dari kita.

Ini juga berarti begitu pentingnya kita menciptakan jarak dengan segala sesuatu yang kita miliki. Ketika semua itu direnggut paksa, kita baik-baik saja.

Seakan-akan sebuah penutup mata telah mengalihkan perhatian mereka dari apa yang menjadi fakta kehidupan. Mereka terlena oleh badut-badut kehidupan, sebab itulah satu-satunya yang membuat mereka tertawa.

Kemudian, akan tiba satu kesempatan terakhir untuk melepas penutup mata, kesempatan terakhir untuk menggosok mata sambil terkaget-kaget, kesempatan terakhir untuk menyerahkan diri pada ketakjuban yang mereka beri ucapan selamat jalan dan pergi meninggalkan mereka.

Setiap detik, bayi-bayi baru muncul dari 'lengan jas Tuhan'. Sim salabim! Setiap detik pula, ada orang-orang yang menghilang. Mantra K E L U A R terucap, maka Anda pun harus keluar. Tidak bisa tidak!

2. Kita tidak tahu apa-apa

Orang yang paling bijaksana adalah orang yang mengetahui bahwa dia tidak tahu apa-apa -- Socrates

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun