Kita menjalani kehidupan dengan terpental antara penolakan dan pujian, ya dan tidak, atau tidak ada sama sekali (yang berarti kita tidak mendapatkan perhatian sama sekali).
Perasaan tersebut mengikuti perjalanan yang ada, muncul dari kegembiraan menjadi depresi, hingga pada akhirnya tenggelam dalam sikap apatis atau putus asa.
#Bagian dari kebutuhan
Ada satu teori hierarki kebutuhan yang terkenal dan menarik dari Abraham Maslow. Meskipun teori ini cukup banyak dikritik karena ketidakjelasan standar yang diambil, tapi saya rasa teori ini akan sangat cocok untuk menjawab masalah kita kali ini.
Pada tahun 1954, Maslow memperkenalkan sebuah konsep hierarki kebutuhan dalam bukunya yang berjudul Motivation and Personality. Hierarki ini menunjukkan bahwa orang termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar sebelum beralih menuju kebutuhan lain yang lebih besar.
Perhatikan piramida kebutuhan berikut.
Jika seseorang telah memenuhi kebutuhan fisiologisnya, maka dia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan akan keamanan.
Kebutuhan ini mencakup rasa aman dari segi fisik maupun mental. Contohnya keamanan keuangan, kesehatan, keselamatan dari kecelakaan dan cedera, pekerjaan, bahkan rasa aman dari stres dan rasa takut.
Setelah kebutuhan akan keamanan terpenuhi, kita mulai naik ke tingkat kebutuhan berikutnya, yaitu kebutuhan sosial. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan kita akan rasa memiliki dan kasih sayang.
Semua kegiatan bersosialisasi merupakan jerih payah kita untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Nah, jika kebutuhan sosial telah terpenuhi, sampailah kita ke tingkat kebutuhan yang dimaksud, yaitu kebutuhan akan penghargaan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!