Dan lalu siapa bilang patah hati itu menyiksamu dengan rasa kesepian? Rupanya pikiranmu sendirilah yang menciptakannya. Jika kamu bersedia jujur untuk membagikannya, niscaya semesta sedang menunggumu.
Turunkan kesepianmu dan mulailah percakapan. Kesalahan terbesarmu adalah memerankan drama seolah-olah kamu sendirian. Seolah-olah hidup adalah kejahatan yang licik dan hanya iblis yang menanti.
Burung-burung bernyanyi dengan bebas, para monyet berteriak tanpa maksud, bahkan seekor singa mengaum dengan keras di kandangnya sendirian. Tentu kamu tidak ingin kalah dengan mereka? Semesta menunggumu.
Patah hati juga membuka ruang. Ketika salah satu baju di dalam lemarimu ada yang sobek, relakan itu untuk hilang dan kamu masih memiliki banyak baju untuk menjadi sumber kebahagiaan.
Jika itu satu-satunya yang kamu miliki, pergilah ke banyak toko dan belilah baju mana pun yang kamu suka. Itu akan menjadi sumber kebahagiaanmu yang baru. Bahkan kabar baiknya, patah hati tidak menuntutmu untuk membeli. Kamu mengerti?
Duh, aku bersyukur pernah patah hati. Tidak ada yang menumbuhkan rasa welas asih setinggi ini selain karena patah hati.
Dengannya aku tahu kegelapan keputusasaan. Ini memberiku keanggunan dan kepedulian yang sama sekali baru bagi mereka yang tampaknya sedang terjebak dalam kesedihan dan kenestapaan.
Patah hati adalah proses penghancuran ego.
Tak pernah kusangka juga bahwa patah hati bisa melahirkan energi kreatif sedahsyat ini. Tampaknya karya kreatif yang muncul dari periode penderitaan yang intens cenderung melahirkan beberapa karya seni terindah yang pernah dilihat dunia.
Sekarang aku mengerti mengapa para musisi, pelukis, penari, penulis, pujangga, bahkan para atlet kebanyakan adalah para korban patah hati yang berhasil bangkit.
Patah hati melahirkan jiwa yang lain, energi yang dahsyat, sesuatu yang tidak ada di tempat mana pun.