Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Inilah Pentingnya Meluangkan Waktu untuk Menyendiri

24 Maret 2021   09:14 Diperbarui: 24 Maret 2021   22:00 2199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyendiri bukan berarti kesepian | Ilustrasi oleh Melk Hagelslag via Pixabay

Dua hari yang lalu, saya mendapatkan tamparan keras tepat di pipi kiri dari seorang teman yang sedang stres. 

Ketika dia menerima hasil SNMPTN, sebenarnya saya hanya melontarkan tiga kata: itu, tidak, buruk. Namun entah mengapa, peristiwa itu terjadi begitu saja. Duh!

Alih-alih menamparnya balik, saya memberikan sebuah saran agar dia meluangkan waktu untuk sendirian. Dan ... plakkk!!! Saya mendapatkan tamparan kedua di pipi kanan. Semuanya begitu seimbang dan harmonis.

Kesendirian sering kali mendapatkan pandangan yang negatif. Orang-orang suka mengartikan kesendirian sama dengan kesepian. 

Dan jika berbicara soal kesepian, memang sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa itu berdampak buruk, seperti risiko penyakit jantung, obesitas, kecemasan, depresi, bahkan kematian dini.

Di sisi lain, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa waktu berkualitas dalam kesendirian sangatlah penting untuk meningkatkan kesejahteraan. 

Beberapa hal dalam hidup kita lebih baik dilakukan sendiri tanpa ada gangguan, opini, atau pengaruh orang lain.

Ketakutan umat manusia terhadap kesepian

Kita takut akan kesepian, tapi kita juga mengaguminya. Dan sebenarnya, tidak ada kontradiksi dalam hal ini karena merujuk pada konteks yang berbeda. Beberapa orang mengaku ekstrovert dan yang lainnya mengaku introvert.

Masyarakat telah menyatakan perang melawan kesepian, perang yang sepertinya tidak mungkin untuk dimenangkan. Seperti dalam banyak perang, tindakan propaganda menjadi tujuan utama untuk menjelekkan musuh. Sayangnya, keberhasilan propaganda ini hanya semakin menegaskan fakta bahwa sekarang telah terjadi wabah kesepian.

Sebuah studi menarik telah menemukan bahwa partisipan yang terlibat lebih suka melakukan tugas-tugas duniawi atau bahkan sesuatu yang negatif daripada duduk sendirian tanpa melakukan apa-apa selain berpikir selama 6 hingga 15 menit.

Duh, saya pasti akan sangat dibenci oleh para partisipan itu karena saya akan memilih hal yang mereka takuti.

Perbedaan menyendiri dengan kesepian

Maka sangatlah penting untuk bisa membedakan antara menyendiri dengan kesepian. "Ini berbeda!" tegas saya keras-keras seandainya teman saya itu membaca tulisan ini.

Kesepian itu melibatkan rasa pengucilan karena ini terjadi ketika kita kehilangan kontak sosial dengan orang lain. Dengan kata lain, kesepian merupakan ketidakmampuan kita dalam memenuhi keinginan untuk melakukan interaksi sosial. Istilah lainnya disebut isolasi sosial.

Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa kesepian tidak melibatkan isolasi sosial yang sebenarnya, namun sangat terkait dengan perasaan. I

Itu berarti, kesepian dapat terjadi saat Anda berada di tengah-tengah kerumunan orang. Atau ini juga dapat terjadi saat Anda tidak menerima satu like pun di Facebook.

Sedangkan menyendiri yang saya maksud di sini merujuk pada kesengajaan kita untuk meluangkan waktu bagi diri sendiri di antara interaksi sosial yang teratur. 

Dalam artian, menyendiri bukanlah ketidakmampuan kita dalam melakukan interaksi sosial, melainkan situasi yang sukarela dan sengaja kita pilih untuk tidak melibatkan orang lain.

Memilih untuk menyendiri pada waktu tertentu dapat membantu jika kita sadar akan pilihan itu dan kita menikmatinya. Menyendiri akan berbahaya jika terasa seperti hukuman atau dikucilkan dari interaksi sosial.

Manfaat dari meluangkan waktu untuk menyendiri

Saya kira Anda sudah memahami nilai dasar dari menyendiri dan kesepian, jadi tanpa urutan yang pasti, inilah manfaat dari meluangkan waktu untuk menyendiri.

1. Meningkatkan kreativitas dan produktivitas

"Ide datang dari lamunan", ujar seorang penulis, Neil Gaiman. "Ide datang dari kebosanan, ketika Anda hanya duduk di sana." Bahkan Stephen King pun setuju. Dia percaya bahwa kebosanan saat kita menyendiri menjadi hal yang sangat baik bagi siapa pun yang ingin menjadi kreatif.

Ada juga sebuah pepatah yang mengatakan, "Keheningan di antara not-not itulah yang menghasilkan musik." Keheningan, yang dihasilkan oleh kesendirian, adalah suasana yang mendorong inovasi dan mengkatalisasi pemikiran kreatif.

Menyendiri bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Ketika raga tampak tidak bekerja, otak masih aktif. Keheningan yang dihasilkan dari kesendirian akan membuat alam bawah sadar kita masuk dan mulai membentuk koneksi baru.

Maka secara tersirat, menyendiri yang menghasilkan pemikiran kreatif dapat mendorong Anda untuk lebih produktif. Bukan hanya karena pancingan dari lahirnya ide kreatif, tapi menyendiri juga memberikan kesempatan kepada Anda untuk beristirahat seperti sebuah mobil yang mengisi bahan bakarnya.

2. Sadar akan prioritas

Pernah suatu masa, saya melewatkan banyak hal penting hanya karena saya terlalu berempati terhadap orang lain. 

Saya memprioritaskan kepentingan orang lain hingga saya kehilangan waktu untuk mengerjakan berbagai hal yang benar-benar penting bagi saya.

Mungkin karena saya terlalu mudah merasa "kasihan" atau berusaha mencari perhatian orang lain, saya melewatkan prioritas diri saya sendiri dan lebih mementingkan masalah-masalah mereka.

Dalam waktu yang tepat, saya menyendiri di alam terbuka. Saya berkontemplasi, menuliskan hal-hal yang seharusnya menjadi prioritas. Dan betapa kagetnya saya bahwa ternyata saya telah menjadi "budak" dari orang lain.

Menyendiri dapat membantu kita untuk berpikir jernih tanpa melibatkan opini atau perasaan orang lain. Dengan kata lain, orang-orang yang selama ini "mengacaukan" hidup kita tidak akan terlibat sama sekali.

Inilah kesempatan yang bagus bagi kita untuk memilah-milah prioritas kita. Sebab dalam kebanyakan kasus, kita sering mengabaikan sesuatu yang benar-benar penting bagi diri sendiri karena mendapatkan pengaruh dari luar, entah itu opini dan perasaan orang lain atau situasi yang sedang menjepit kita.

3. Meningkatkan konsentrasi dan ingatan

Sebuah penelitian telah menyebutkan bahwa orang-orang sering kali memecahkan masalah yang sulit dengan lebih baik saat mereka bekerja sendiri.

Kemudian sebuah studi lain yang diterbitkan dalam British Journal of Psychology menemukan bahwa orang-orang yang sangat cerdas cenderung menjadi kurang puas saat semakin banyak waktu yang mereka habiskan untuk bersosialisasi dengan teman.

Bahkan sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Bulletin menyebutkan bahwa para peneliti menemukan adanya kecenderungan kinerja ingatan individu yang lebih buruk saat bekerja secara berkelompok ketimbang individu yang mengingat sesuatu sendirian.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, menyendiri dapat menghindarkan kita dari pengaruh luar sehingga kita punya kemampuan yang lebih kuat untuk memusatkan perhatian kita pada satu hal, maka demikianlah tingkat konsentrasi dan ingatan kita bisa menjadi lebih tajam.

Mungkin inilah sebabnya mengapa beberapa penulis paling terkenal menjadi pertapa garis keras.

4. Meningkatkan kualitas hubungan kita

Menyendiri dapat dikatakan sebagai usaha sukarela kita untuk kehilangan kontak sosial sejenak. Dan menariknya, suatu hubungan akan menjadi semakin kuat saat setiap orang meluangkan waktu untuk mengurusi dirinya sendiri.

Seperti kata pepatah lama, "Sedikit ketidakhadiran mungkin benar-benar membuat hati semakin dekat."

Ketika kita "berpisah" sejenak dengan orang-orang tertentu, secara tidak langsung, kita sedang melakukan upaya yang sengaja untuk mengumpulkan perasaan rindu. Inilah titik pentingnya: merindulah sejenak!

Dengan lahirnya perasaan rindu, hubungan kita dengan orang-orang terkait akan semakin berkualitas karena kita akan tersadar betapa berharganya mereka bagi kita. Jadi, merindulah sejenak, pembaca!

5. Mengenal diri sendiri

Momen kesendirian adalah waktu yang sangat tepat untuk mengevaluasi segala hal yang telah kita lakukan, baik itu berupa pencapaian ataupun kelalaian.

Dengan mengetahui berbagai hal yang telah kita capai, kita sedang berupaya untuk mengenali kelebihan-kelebihan diri kita sehingga kita akan lebih mampu untuk menempatkan diri dalam berbagai situasi.

Sebaliknya, dengan mengetahui berbagai "dosa" yang telah kita perbuat, kita sedang berupaya untuk mencari jalan menuju perbaikan dan tersadar akan kapasitas diri sendiri.

Dan yang paling saya suka, keheningan dalam penyendirian lebih mudah membuat kita untuk tersadar akan nilai-nilai yang kita pegang sehingga kita punya kesempatan untuk mengevaluasinya secara berkala. Barangkali ada beberapa nilai yang sudah tidak relevan, atau beberapa nilai yang justru keliru.

Pada intinya, menyendiri yang saya maksud di sini tidak berkaitan dengan gen yang diwariskan oleh orang tua Anda. Ini berkaitan dengan keterampilan, sesuatu yang sebaiknya diasah secara rutin.

Anda bisa memulainya dengan membuat rencana di tengah-tengah padatnya jadwal Anda, kemudian fokus pada diri sendiri dan hilangkan berbagai gangguan dari luar. Anda hanya harus menikmatinya, niscaya Anda akan tahu manfaatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun