Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ironi Krionika

18 Februari 2021   06:30 Diperbarui: 18 Februari 2021   06:31 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah laboratorium di China tengah menggarap proyek pembekuan tubuh manusia yang nantinya akan digunakan untuk membangkitkan kembali orang yang telah meninggal dunia.

Cara tersebut disebut dengan Metode Krionika.

Krionika sendiri merupakan teknologi teranyar dalam dunia sains kedokteran yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dengan cara mendinginkan tubuh orang yang "mati" menggunakan nitrogen cair.

Hal tersebut akan membuat pembusukan fisik berhenti, dengan harapan bahwa prosedur ilmiah di masa depan dapat menghidupkan kembali orang-orang bersangkutan. Atau secara gamblangnya, menjanjikan "kehidupan kedua".

Kondisi preservasi krionika kadang digambarkan sebagai penangguhan waktu kematian, atau "menunda kematian", karena status kondisi pasien krionika tidak mengalami perubahan sama sekali sampai tiba waktu penghidupan kembali (seperti mesin waktu).

Ada alasan yang mendasar mengapa hal semacam ini diupayakan. Sebab kebanyakan dari kita membayangkan kematian sebagai sesuatu yang gelap, suram, dan hitam. Karenanya banyak orang merasa takut, bahkan ingin menghindarinya.

Padahal yang terjadi adalah, kita keliru dalam menginterpretasikannya. Rasa takut itu muncul dari value judgment kita sendiri, dan tidak lekat pada kematian itu sendiri.

Kita takut karena menganggap kematian sama dengan siksa neraka. Kita takut karena harta materi yang dimiliki masih belum memuaskan. Kita takut karena tak mau kehilangan orang-orang tersayang. Kita takut karena...

Semua itu menciptakan interpretasi yang menyeramkan pada pikiran kita terhadap kematian.

Dan sayangnya, orang-orang tidak membicarakan hal terpentingnya.

Kita begitu terobsesi dengan umur panjang. Saat ada seseorang yang berulang tahun, kita bernyanyi dengan riang, "Panjang umurnya...panjang umurnya..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun