Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Memangsa dan Dimangsa

4 Februari 2021   08:00 Diperbarui: 4 Februari 2021   08:00 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apakah itu tidak terlalu kasar?"

"Ya dan tidak. Tidakkah kamu menyadarinya, Ayya, bahwa para tokoh banyak melakoni adegan makan-memakan?"

"Makan-memakan?"

Agathias tertawa tipis. "Rantai makanan; kita sedang membicarakan itu."

"Ah, aku mengerti."

"Rumput-rumput di taman ini adalah surga bagi para belalang. Tapi sayangnya, di sini juga neraka bagi mereka. Para katak berdatangan dan memburu para belalang. Dan dalam lompatannya menjelajah Bumi, para katak dihadapkan pada ular-ular yang kelaparan. Ironisnya, para ular sudah dimata-matai oleh sang pengintai udara, burung elang."

"Aku baru saja melihat seekor burung elang terbang tinggi dengan ular dicakarnya."

"Nah, sesungguhnya burung elang itu juga sedang diintai oleh mata seorang pemburu lewat senapannya."

"Jadi, siapa yang selamat sepanjang waktu?"

"Jika kita tidak sedang membicarakan Tuhan, tentu semuanya akan musnah. Tapi itu pun hanya kata-kata Ayah. Kita hanya tak tahu apa-apa."

Ayya mengangguk setuju. "Bagaimana kalau satu bagian punah dari rantai makanan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun