Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Terjebak dalam Kemerdekaan Palsu

19 Desember 2020   09:21 Diperbarui: 19 Desember 2020   09:25 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebebasan mutlak, pada dasarnya, tidak ada artinya sama sekali | Gambar via Pixabay

Satu-satunya bentuk paling sejati dari kemerdekaan, satu-satunya benci etis dari kemerdekaan, adalah melalui pembatasan diri. Bukan privilese untuk memilih segala hal yang Anda inginkan di dalam hidup ini, tapi lebih-lebih, memilih apa yang hendak Anda lepaskan di hidup Anda.

Hal-hal yang kita lepaskan itulah yang akan membentuk identitas kita. Lionel Messi dikenal sebagai seorang pesepak bola handal dengan wajah tampan dan suka menari-nari dengan bola di lapangan. Bagaimana identitas itu bisa muncul? Karena dia telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk sepak bola, dan dia menolak hal lain di luar sepak bola. Dia fokus terhadap nilai-nilai yang ia pegang. Dengan memilih sepak bola, maka dia menolak untuk menjadi wartawan atau atlet tenis.

Seseorang yang menjadi ahli Fisika adalah dia yang mendedikasikan dirinya untuk belajar Fisika selama berpuluh-puluh tahun. Maka dia, mendapatkan kenikmatan belajar Fisika karena telah berkomitmen untuk mempelajari Fisika. Seandainya dia mempelajari segala hal, dia hanya akan merasakan "kedangkalan" dari kenikmatan pengalaman itu. Tidak sampai kepada akar-akarnya.

Kemerdekaan palsu bersifat adiktif: tidak peduli seberapa banyak yang Anda miliki, Anda selalu merasa seolah belum cukup. Kemerdekaan sejati melihat dunia dengan tanpa syarat, dengan satu-satunya kemenangan berupa kemenangan atas nafsu-nafsu Anda sendiri. 

Kemerdekaan sejati tidak menuntut apa pun dari dunia. Itu hanya keinginan Anda semata. Kemerdekaan sejati merupakan bentuk realistis dari pengakuan betapa terbatasnya manusia. Kita tidak bisa memilih atau melakukan semua hal. Kita tak bisa mendapatkan kedalaman suatu pengalaman jika tidak mampu berkomitmen pada suatu hal.

Kisah besar saya, secara pribadi, adalah tentang kemampuan saya untuk membuka diri terhadap komitmen. Saya telah memilih untuk menolak semuanya, hanya tinggal orang-orang dan pengalaman dan nilai-nilai terbaik dalam hidup saya.

Saya menghentikan semua rencana saya menjadi pesepak bola dan fokus untuk menulis. Saya telah berkomitmen terhadap satu lokasi geografis dan itu membuat hubungan saya menjadi lebih berarti, asli, dan sehat berlipat ganda.

Dan apa yang telah saya temukan adalah sesuatu yang sungguh berlawanan dengan akal sehat; bahwa ada kemerdekaan dan kebebasan dalam komitmen. Saya telah menemukan peluang yang meningkat dan hal-hal positif saat menolak berbagai alternatif dan pengalih perhatian dari apa yang telah saya pilih, sehingga menjadi benar-benar berarti.

Dulu, saya ingin menguasai semua pelajaran sekolah. Dan saya menjadi stres karenanya. Kenikmatan belajar datang ketika saya memutuskan untuk mempelajari satu hal dan menolak yang lain untuk sementara. Setelah mendapatkan kedalaman dari apa yang saya pelajari, maka saya beralih ke hal lain dan fokus terhadapnya selama beberapa waktu. Setidaknya, ini seperti sedang menaiki tangga.

Komitmen memberi Anda kebebasan karena perhatian Anda tidak lagi teralihkan oleh hal-hal yang tidak penting dan tidak karuan.

Komitmen memberi Anda kebebasan karena ini mengasah perhatian dan fokus Anda, mengarahkannya kepada apa yang paling efisien untuk membuat Anda sehat dan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun