Dalam mencapai tujuannya itu, Kemdikbud telah mengeluarkan kurikulum darurat khusus di masa pandemi. Bukan, ini bukan kurikulum baru, melainkan merupakan kurikulum 2013 yang diringkas secara dramatis. Ini menjadi lebih ramping dan "seksi". Kurikulum ini hanya berfokus pada hal-hal yang esensial dan fondasi untuk melangkah ke jenjang atau kelas berikutnya.
Sama sekali tidak ada paksaan untuk menerapkan kurikulum ini. Eksistensi Merdeka Belajar tidak dilupakan, tentu saja. Namun ini benar-benar 100% legal dan tidak menyeleweng dari kurikulum yang ada. Jadi kenapa begitu khawatir?
Khusus untuk PAUD dan SD, Kemdikbud telah mengeluarkan modul pembelajaran di mana ini bisa dicetak setiap sekolah dan isinya tidak melanggar kurikulum yang ada.
Jelas, ini untuk menghindari anak PAUD dan SD belajar di depan laptop/ponsel, karena hal tersebut hanyalah metode sampah untuk anak seusia mereka. Pembelajaran mereka harus dilakukan dengan interaktif dan menyenangkan, bukan?
Saya tidak ingin bertele-tele akan hal ini, karena jika saya sampaikan semuanya, ini akan menjadi tulisan paling membosankan sepanjang sejarah. Yang jelas, modul itu membuat interaksi antara orangtua dan anak menjadi lebih lengket.
Namun di balik semua kekacauan yang terjadi, kita sama sekali tidak kehilangan harapan. Benar, cahaya itu belum redup. Dan sang super hero kita sedang memantik seberkas cahaya untuk negeri ini.
Heroisme itu Dipersembahkan Oleh, Mas Menteri
Bung, saya benar-benar berderai air mata ketika menonton berita-berita, membaca artikel-artikel tentang pihak-pihak yang memojokkan Bapak Mendikbud kita. Karena di balik kekacauan sekarang ini, bukan hanya kita yang merasakan, namun seantero planet ini. Memang Kemdikbud merencanakan semua ini dari awal? Habis perkara.
Saya bukan penggemar berat dari Pak Nadiem, apalagi pengagum rahasianya. Saya pun tidak sedang membela Kemdikbud, bahkan tidak seorang pun. Tidak, saya berkicau sesuai dengan apa yang terjadi, karena saya cinta kejujuran.Â
Pada nyatanya, ada butir-butir revolusi kecil yang tidak disadari banyak orang, dan revolusi itulah yang membuktikan bahwa Kemdikbud tidak seburuk yang orang-orang hebohkan.
Pertama, penghapusan Ujian Nasional (UN) yang dulu banyak mendapatkan kecaman, terbukti efektif dan siapa yang menyangkal hal tersebut? Faktanya, UN hanya dirasa istimewa oleh mereka yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas. Iya, bung!