Sebenarnya saya sendiri pernah merasakan itu. Dulu. Kenapa sekarang tidak? Itu lah mengapa saya menulis tulisan ini.
Mungkin ada orang yang mengoceh dan mengatakan, "Tugasku banyak banget, Ndi. Rasanya tidak pernah selesai."
Ya, saya tahu dan saya sedang merasakannya.
Anda tahu? Pagi-pagi dibangunkan oleh dering notifikasi Google Classroom. Sarapan disambut notifikasi tugas dari WhatsApp. Makan siang didampingi buku-buku tugas. Makan malam diganti kopi supaya tidak mengantuk mengerjakan tugas.
Itu berlebihan, memang. Tapi saya pernah mengalami itu, sungguh.
Dan menariknya, itu hampir sudah menjadi keseharian kita di kala sekolah online ini.
Mari kita blak-blakan saja: Anda sekolah online hanya untuk mencari nilai, bukan mencari ilmu.
Maaf atas itu, pembaca. Tapi saya cukup yakin itu yang terjadi.
Tugas menumpuk, oke. Tapi apa yang Anda dapat dari mengerjakan tugas sebanyak itu? Sekali lagi saya cukup yakin bahwa Anda hanya mengerjakan tugas-tugas, tidak peduli apa materi yang dipelajari. Bahkan Anda sama sekali tidak tertarik untuk membaca materi pelajaran. Memang tidak semua pelajar seperti itu, tapi rasanya saya sudah cukup mewakilkan mayoritas pelajar.
Selamat tinggal tugas sekolah dan selamat datang (kembali) rebahan.
Tentu saja ini merusak tujuan dari pendidikan itu sendiri. Jika hanya nilai besar yang kita kejar, itu hanya sebatas kenikmatan jangka pendek bagi kita. Karena kita membutuhkan ilmu dalam kehidupan, bukan nilai.