Letnan Jendral (purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo sejak menjabat menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia pada oktober 2019 silam memang berfokus kepada revitalisasi Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia (alutsista). Sejak awal Prabowo menjabat ia sudah fokus wara-wiri antar negara dengan tujuan diplomatis di bidang pertahanan dan juga pembelian alutsista. Prabowo Subianto mengaku bahwa revitalisasi alutsista RI ini merupakan arahan Presiden RI, Joko Widodo.
Dikutip dari podcast close the door milik Deddy Corbuzeir, Menhan Prabowo Subianto memaparkan bahwa 2 minggu setelah dirinya dilantik, ia dipanggil menghadap presiden di istana negara. Beliau memaparkan “Menhan, saya ingin suatu masterplan ya, saya ingin suatu grand design untuk 15-25 tahun, saya minta direncanakan. Ya itu petunjuk beliau ka, saya jalankan.” Jelas Prabowo kepada Deddy Corbuzeir dalam podcast miliknya, yaitu close the door.
Prabowo juga menegaskan bahwa untuk peremajaan alutsista ini diberikan anggaran sebesar Rp 1.700 triliun yang belum disepakati oleh Joko Widodo, ia menegaskan lagi dalam podcast close the door “Rp 1.700 triliun itu belum disetujui, masih digodok.” Jika mengutip dari Tempo, anggaran sebesar Rp 1,76 kuadriliun tersebut akan dibelanjakan untuk beberapa perencanaan. Yang pertama merupakan untuk akuisi Alpalhankam senilai Rp 1,1 triliun, kemudian untuk pembayaran bunga Renstra sebesar Rp 192 miliar, dan alokasi terhadap kontijensi dan pemeliharaan dan perawatan alpahankam senilai Rp 466,9 miliar.
Prabowo Subianto dibawah Kementerian Pertahanan (Kemenhan) diberikan mandat oleh negara RI untuk melaksanakan pengadaan 23 jenis alutsista dengan anggaran Rp 12,64 triliun dengan anggaran untuk pemeliharaan dan perawatannya sebesar Rp 8,14 triliun. Anggaran pembangunan sarana-prasarana pertahanan di angka Rp 746,62 miliar dan peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan prajurit Rp 4,86 triliun.
Dalam 3 tahun terakhir ini, Kemenhan berhasil mencatatkan anggaran belanja yang fantastis. Di tahun 2020 Kemenhan dialokasikan dana belanja sebesar Rp 131,1 triliun yang disusul penurunan anggaran menjadi sebesar Rp 118,2 triliun di tahun 2021. Catatan ini berhasil membuat indonesia menduduki peringkat 15 dari 140 negara dengan militer yang aktif versi Global Firepower. Hal ini tentunya sangat baik dikarenakan Indonesia berhasil melesat melewati beberapa negara Asean seperti Vietnam dan Thailand yang berada di posisi 28 dan 29.
Dalam anggaran tersebut dan rencana revitalisasi alutsista RI oleh Prabowo Subianto dibawah Kementerian Pertahanan, Prabowo berhasil membelajakan anggarannya dengan baik, contoh saja ia memborong kapal perang dari Italia. Tercatat dari 2021 hingga sekarang ia telah membelanjakan sebagai berikut :
1. Kapal Fregat dari Italia
Prabowo tercatat telah membeli 8 unit kapal perang dari salah satu produsen terkemuka dunia asal Italia yaitu Fincantieri.
Ia berhasil memboyong 6 unit Fregat baru dengan kelas FREMM dan 2 unit Fregat berkelas Maestrale serta dengan segala logistik yang dibutuhkannya.
Tidak menutup kemungkinan juga bahwa Fincantieri akan bekerja sama dengan perusahaan plat merah Indonesia PT. PAL (Persero) untuk hal ini.
Berikut merupakan spesifikasi Fregat yang akan dibeli Kemenhan RI.
FREMM
Mengutip dari CNBC Indonesia, FREMM merupakan Fregat multifungsi yang dirancang oleh Finciantieri bersama Naval Group untuk dipakai oleh Angkatan Laut Italia dan Prancis. FREMM dapat membuat berbagai misi termasuk perang anti kapal selam, anti kapal, dan anti serangan udara dengan spesifikasi sebagai berikut :
Berat: 6700 ton
Panjang: 144m
Lebar: 7.6m
Kedalaman: 19,7m
Propulsi: CODLAG
Kecepatan maksimum:> 27 knot
Jangkauan: 6000 mil laut pada 15 kn
Jumlah kru yang dapat diangkut: 145
Senjata: 16 MBDA Aster 15 dan 30 rudal; 2 × Leonardo OTO Melara 76/62 mm senjata Davide/Strales; 2 × sistem senjata jarak jauh Leonardo Oto Melara/Oerlikon KBA 25/80 mm; 8 × MBDA TeseoOtomat Mk-2/A rudal anti-kapal dan serangan darat; 2 × tiga peluncur Leonardo B-515/3 untuk torpedo MU 90.
Fasilitas penerbangan: terdapat 2 hanggar.
Maestrale
Sedangkan untuk Maestrale sendiri, lebih lanjut CNBC Indonesia menjelaskan, Maestrale merupakan kelas Fregat ringan yang telah dibuat dari tahun 1980-an oleh Fincantieri untuk Angkatan Laut Italia (Marina Militare) dengan spesifikasi sebagai berikut :
Berat: 3040 ton
Panjang: 123 meter
Lebar: 13 meter
Kedalaman: 4,2 meter
Kecepatan maksimum: 33 knot
Jangkauan: 6000 mil laut dengan kecepatan 15 knot
Jumlah kru yang dapat diangkut: 225
Persenjataan: 4 × rudal anti-kapal TESEO Mk-2, peluncur ganda; 4 × Albatross octuple Aspide SAM launchers, 1 × Otobreda 127 mm/54 gun; 2 × Oto Melara Twin 40L70 DARDO CIWS; 2 × Pencoklatan HB2B 12,7 mm; 2 × MG 42/59 7,62 mm; 2 × 533 mm tabung torpedo; 2 × 324 mm tabung torpedo rangkap tiga dengan torpedo Mk-46 Mod 2.
2. Pesawat Angkutan Militer Airbus A400M
Pada November 2021 lalu, tepatnya di Dubai Air Show, Prabowo melakukan pembelian 2 unit pesawat angkutan militer berjenis Airbus A400M.
Pesawat berjenis airbus ini merupakan salah satu pesawat angkutan militer yang cukup canggih saat ini, sebut saja dapat melakukan pengisian bahan bakar di udara, juga walaupun berjenis airbus pesawat ini dapat melakukan pendaratan di landasan pendek dan tidak rata.
Dengan demikian ini membuat Prabowo Subianto semakin yakin untuk melakukan pembelian pesawat berjenis airbus tersebut, Prabowo mengakatan bahwa akan melakukan akuisi penambahan A400M ini dalam waktu dekat.
3. Pesawat Tempur Dasault Rafale
Yang terakhir diketahui, Prabowo bersama Kemenhan telah melakukan tanda tangan pembelian 6 unit pesawat tempur berjenis Dasault Rafale kepada produsen asal Prancis, Dassault Aviation pada 10 Februari 2022 silam.
Diketahui, Prabowo sudah melirik Dassault Rafale sejak 2 tahun lalu dan sudah sering berdiskusi dengan Dassault Aviation di Prancis untuk membahas hal ini. Prabowo juga digadang-gadang berencana untuk memboyong setidaknya 36 unit Dassault Rafale tersebut ke Indonesia.
Dassault Rafale ini digadang-gadang menjadi pengganti Sukhoi-35 yang sempat digadang-gadang Prabowo untuk diboyongnya ke Indonesia. Hal ini dilakukan dikarenakan adanya peraturan dari Amerika Serikat yang melarang dan akan menghukum negara yang membeli persenjataan dari Rusia.
Namun, tidak hanya alutsista yang sudah disebutkan di atas, Prabowo juga berencana untuk menambah armada alutsista RI dengan yang lainnya seperti Kapal perang Gowind 2500, Kapal selam Scorpone, serta jet tempur multi role F-15 EX milik Boeing.Co
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H