Pengertian pembelajaran differensiasi
Menurut Tomlinson (2001) Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sebagai individu. Atau bisa dikatakan juga bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan dan mampu mengakomodir kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda.
Gambar 1. Peserta didik yang berdiferensiasi
Contoh keragaman anak di kelas
- Pengertian Keragaman Peserta Didik di Kelas
Setiap individu pasti memiliki perbedaan yang unik. Perbedaan inilah yang nantinya akan membedakan antara individu yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai cirri khas yang dapat membedakan individu tersebut.Â
Keberagaman adalah sebuah jenis yang alami pada manusia dan siswa pada umumnya selalu berbeda siswa satu dengan yang lain dalam hal tertentu. Setiap peserta didik memiliki keragaman yang berbeda-beda, mulai dari perbedaan individu dari segi psikis maupun fisik.
Setiap peserta didik memiliki keragaman yang berbeda-beda, mulai dari perbedaan individu dari segi psikis maupun fisik.
- Perbedaan individu dari segi aspek psikis
- Perbedaan individu dari segi psikis yaitu daris segi intelektual, emosi, sosial, dan moral. Keragaman ini muncul sesuai dengan periode perkembangan yang dilalui manusia.perkembangan ini dipengaruhi oleh faktor kematangan (maturity), faktor kesiapan (readiness), irama dan tempo perkembangan yang dilalui seseorang dan intervensi factor lingkungan. Selain itu, faktor genetik/keturunan juga merupakan faktor yang dapat memunculkan keragaman/perbedaan individu.
- Perbedaan Individu dari segi aspek fisik
- Dari segi fisik mudah untuk diamati perbedaan individu seperti tinggi badan, raut wajah, proporsi tubuhm yang dalam ini dipengaruhi oleh faktor keturunan. Namun tidak dipungkiri fator lingkungan juga berpengaruh pada perbedaan individu segi aspek fisik.
- Keragaman dari segi Karakteristik Peserta Didik
- Setiap kelas memiliki karakteristik yang berbeda. Heterogenetias kelas menjadi salah satu keniscayaan yang dihadapi oleh guru. Sebagai pendesain pembelajaran guru harus menjadikan karakteristik siswa sebagai salah satu tolok ukur bagi perencanaan dan pengelolaan proses belajar mengajar. proses belajar mengajar di SD berbeda dengan sekolah menengah. Setiap individu peserta didik memiliki keunikan yang membedakan ia dengan yang lain, hal tersebut disebut karakter. Ada yang memiliki arakter yang baik adapula yang jahat. Ada yang mudah marah adapula yang penyabar (Fadhilatullaili, 2021).
- Keragaman dari Gaya Belajar Peserta Didik
- Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seseorang murid dalam menangkap stimulus dan informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal (Sine, 2019). Contoh keragaman gaya belajar ialah gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik      Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang lebih banyak memanfaatkan penglihatan.. Orang dengan gaya belajar visual akan melihat atau membayangkan apa yang sedang dibicarakan.Â
- Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang memanfaatkan indera pendengaran untuk mempermudah proses belajar.Â
- Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang lebih mudah menyerap informasi dengan bergerak, berbuat, dan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya ( Magdalena & Afifah, 2020)
- Keragaman dari segi Minat Belajar Peserta Didik
Minat seara umum diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukkan oleh individu terhadap suatu objek, baik benda hidup maupun tidak hidup. Sedangkan minat belajar dapat diartikan sebagai rasa tertarik peserta didik yang ditunjukkan dengan melakukan aktivitas belajar, baik di rumah maupun di sekolah (Fadhilatullaili, 2021).
- Keragaman dari segi Bakat Peserta Didik
Bakat diartikan sebagai potensi bawaan yang dibawa seseorang sejak ia dilahirkan dan perkembangannya dipengaruih oleh lingkungan. Bakat yang dibawa seseorang sejak ia dilahirkan belum berkembang, sehingga perludiaktualisasikan melalui bantuan proses pendidikan di sekolah.Â
Para guru di sekolah perlu mengetahui secara dini tentang bakat yang dimiliki oleh peserta didiknya sebgai acuan dalam memberikan poses pembelajran yang menunjang bakat anak.Â
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengetahui bakat pada diri peserta didik ialah dengan melakukan tes bakat pada anak didik dan mengobservasi kemampuan dan keterampilan menonjol yang dierlihatkan anak melalui aktivitas naak di rumah, di sekolah, dan di masyarakat (Fadhilatullaili, 2021).