Al Nahyan berbicara seolah-olah dirinya adalah seorang pemimpin negara adidaya; negara yang merupakan pemasok dan pemberi pengaruh teratas.
Dia berbicara tentang keprihatinan negaranya tentang pasar global, minyak, makanan, biji-bijian, stabilitas dan hukum humaniter, seolah-olah dirinya dapat mengubah situasi global.
Faktanya, keanggotaan UEA di OPEC selalu dipertaruhkan karena mayoritas orang yang mengoperasikan industri eksplorasi migas dan ladang gasnya yang luas adalah warga negara asing. Jika ada tanda-tanda masalah, para pekerja asing itu bisa melarikan diri, memaksa sektor itu runtuh.Â
Negara-negara lain bergantung pada berbagai industri yang berkontribusi pada pembangunan global di sejumlah bidang dan dengan demikian meningkatkan ekonomi mereka sendiri. UEA tidak demikian.
UEA, seperti kebanyakan Negara Teluk lainnya, mengimpor sebagian besar makanan dan pasokan medisnya.
Di tingkat regional, UEA adalah mitra dagang terbesar kedua Iran setelah China. Kekuatan global sedang dalam pembicaraan dengan Teheran untuk menghentikan program nuklirnya.
Hal ini bisa jadi faktor paling mempengaruhi UEA, namun tidak termasuk dalam pembicaraan atau diminta untuk membantu membuat Teheran mengikuti kesepakatan nuklir, mengingat hubungannya dengan Iran yang tidak harmonis.
Di bidang teknologi, UEA punya Abu Dhabi Advanced Technology Research Council, sebuah dewan penelitian pertama di Timur Tengah.
Dewan ini dibentuk untuk membentuk penelitian dan pengembangan teknologi transformatif. Namun demikian, hingga kini belum menghasilkan kontribusi nyata bagi dunia teknologi. UEA bahkan menggunakan malware Israel untuk memata-matai warganya sendiri, karena tidak memiliki alternatif buatan lokal.
UEA telah melangkah lebih jauh dengan menandatangani perjanjian normalisasi dengan Israel. Bukan tanpa sebab, UEA tidak memiliki industri senjata sendiri dan bergantung pada AS serta kekuatan global lainnya untuk menyediakan senjata yang dibutuhkannya.
Sebagai imbalan untuk membangun hubungan dengan musuh lamanya, UEA akan menerima kontrak untuk membeli jet tempur F-35, kesepakatan yang sejak itu telah dibekukan oleh Amerika.