Mohon tunggu...
Muhammad Hilmi
Muhammad Hilmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

halo!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyoal Partai Politik Indonesia Saat Ini

8 April 2022   23:19 Diperbarui: 10 April 2022   23:07 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai politik merupakan hal paling sentral dalam mekanisme berjalannya suatu negara. Bagaimana tidak, partai politik ini merupakan "mesin produksi" para aktor politik sebagai figur yang akan menjalankan jalannya negara. Partai politik melakukan rekrutmen serta kaderisasi para calon aktor politik sebelum terjun untuk dipilih oleh rakyat entah dalam ranah legislatif maupun eksekutif nantinya. Sehingga pada dasarnya partai politik ini hadir dengan cita-cita melahirkan para aktor politik yang kredibel, kompeten, berintegritas dan tentu mengutamakan rakyat diatas segalanya. Namun, tampaknya partai politik di Indonesia masih belum untuk mencapai tujuan tersebut. 

Terdapat fenomena dimana partai politik kita ini masih menunjukkan apa yang disebut 'daulat partai politik'. Dan terdapat kesalahan relasi antara daulat rakyat dengan daulat partai politik itu sendiri. Misalnya, ketika daulat rakyat menghendaki para wakil-wakilnya di lembaga perwakilan itu dapat dikendalikan oleh rakyat agar dapat mewakilinya, tapi pada prakteknya ketika para wakil rakyat itu terpilih, seakan tidak bisa dikendalikan oleh rakyat bahkan konstituennya sendiri. Melainkan dikendalikan oleh partai politik yang secara spesifik oleh para ketua umum partai. Sehingga ketua umum partai politik ini riskan untuk terlibat dalam satu mekanisme oligarki untuk mengatur kekuasaan legislatif dari belakang layar.

Pada akhirnya sinisme rakyat terhadap lembaga perwakilan itu tidak dapat dihindari. Sebenarnya para anggota legislatif ini dapat dikatakan sebagai korban dari kesalahan relasi antara daulat rakyat dan daulat partai politik. Karena rangkaian ini sepertinya membuat anggota legislatif itu sendiri tidak mampu untuk mengubahnya. Ini seperti sebuah lingkaran setan yang berulang-ulang dan tidak ada habis-habisnya. Menjadi suatu sistem yang sulit untuk diubah karena nantinya partai politik ini akan pemilu lagi, akan dipilih lagi oleh rakyat kemudian partai politik ini akan mengontrol lagi. Dan menjadi sesuatu yang parah ketika partai politik bukan saja mengontrol legislatif tetapi partai politik juga mengontrol eksekutif dengan dalih petugas partai.

Sudah saatnya partai politik kita berbenah, yang pertama adalah partai politik ini harus dicegah sebagai sebuah mesin kekuasaan. Partai politik harus kembali sebagai pemikir yang memberikan kontribusi pada pikiran bangsa. Partai politik ini merupakan agregasi dari pikiran rakyat, maka dari itu ia harus kembali menjadi yang mewakili pikiran rakyat. Dengan memposisikan daulat rakyat diatas daulat partai politik itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun