Mohon tunggu...
Muhammad Lahiq Al Farobbi
Muhammad Lahiq Al Farobbi Mohon Tunggu... Freelancer - Perencanaan Wilayah dan Kota - UNEJ

Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember '19

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keterkaitan Teori Perencanaan dengan Industri PT Polowijo Gosari

22 Maret 2021   20:53 Diperbarui: 22 Maret 2021   21:33 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanian dan perkebunan jika ingin memiliki jumlah produksi dan profuktivitas yang tinggi serta meningkat setiap tahunnya salah satu yang harus dilakukan adalah pemberian pupuk. Pupuk disini memiliki peranan yang penting dan strategis mengenai hal peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. 

Pupuk adalah bahan untuk memperbaiki tanah yang kurang baik dan rusak yang menyediakan unsur-unsur hara yang hilang. Pemupukan disini sangat efektif untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas tanaman. Pemberian pupuk selain berdampak pada kondisi tanaman agar mempunyai produktifitas yang baik juga berdampak pada ekonomi karena akan sangat menguntungkan.

Kebutuhan pupuk dimasa depan akan terus meningkat sejalan dengan upaya peningkatan produksi hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri atau swasembada pangan. Ada banyak jenis pupuk untuk pertanian atau perkebunan, salah satunya adalah kapur dolomit. Kapur dolomit mengandung kalsium (Cao) dan Magnesium (MgO) yang mana kegunaannya adalah menetralkan pH tanah serta menetralkan kadar keasamannya. 

Tingkat keasaman tanah perlu disesuaikan dengan habitat alami tanaman agar mampu beradaptasi dengan baik. Peningkatan penggunaan pupuk untuk perkebunan dan pertanian perlu adanya pengimbangan dengan jumlah produksi. Untuk itu, industry yang bergerak dalam hal pembuatan atau produksi pupuk harus ditambah kapasitas ataupun pembuatan industry baru.

Industry atau pabrik yang bergerak dalam pembuatan pupuk dolomit adalah PT Polowijo Gosari yang terletak di Jl. Raya Sekapuk No.KM 32, Doudo, Kec. Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Awal mula sebelum berdiri menjadi persereoan terbatas, sang pendiri Syamsul Hadi adalah seorang yang memasarkan hasil produk palawija yang sukses, yang kemudian diteruskan oleh anak-anaknya hingga kemudian pada tahun 1978 mendirikan PT Polowijo Gosari yang bergerak dibidang produksi pupuk dolomit. 

Tahun 1988 PT Polowijo Gorasi melebarkan sayap bisnisnys dan beberapa anak perusahaanpun didirikan seperti bergerak dalam bisnis hortikultura perkebunan buah manga serta pengadaan dan transportasi. Seiring berjalannya waktu pada tahun 2015 bekerja sama dengan PT PAA (Perusahaan Pengelola Aset) mendirikan PT Magnesium Gosari International.

Pabrik ini bisa dikatakan sangat penting dikarenakan pupuk dolomit yang dihasilkan akan didistribusikan kepada Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Holding PTPN III) dan Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) serta perkebunan-perkebunan lain di seluruh Indonesia. Untuk itu penyediaan bahan baku akan sangat mempengaruhi jumlah produksi pupuk jika terjadi keterlambatan pengiriman dan kehabisan bahan baku, mengingat strategisnya peran pupuk ini untuk didistribusikan kebeberapa tempat di Indonesia. 

Salah satu hal yang bisa dilakukan agar tidak terjadi adalah memperhatikan perencanaan dalam hal ini jarak industry dengan bahan baku serta pengaruh adanya industry ini terhadap perkembangan sektor ataupun industry lain di sekitarnya. Ada beberapa macam teori perencanaan yang membahas tentang proses merencanakan serta pengaruh atau akibat dari hasil perencanaan yang telah dibuat. Hubungan antara teori perencanaan yang ada dengan kondisi eksisting akan dibahas dan analisis bagaimana pengaruh teori tersebut terhadap adanya industry atau pabrik pupuk dolomit.

Teori pertama adalah Teori dari Alfred Weber (1907 - 1933) yang mana dia berpendapat bahwa kegiatan yang lebih banyak menggunakan bahan baku cenderung untu mencari lokasi dekat dengan lokasi bahan baku. Menurut weber juga berpendapat bahwa lokasi industry yang tepat adalah dekat dengan bahan baku jika industry tersebut adalah industry primer yakni industry yang menghasilkan barang-barang tanpa pengolahan lebih lanjut sehingga bentuk bahan baku/mentah masih tampak. Hal ini juga sama halnya dengan PT Polowijo Gosari yang mana antara pabrik dan lokasi bahan baku letaknya tidak berjauhan. Perlu diketahui bahwa PT Polowijo Gosari adalah pemilik sumber bahan baku sekaligus produsen Magnesium terbesar di Indonesia yang memiliki cadangan lebih dari 500 juta ton di atas konsesi tambang seluas lebih dari 700 Ha dengan kandungan MgO tertinggi (high quality MgO) dan terbaik se ASEAN yang letaknya di Desa Gosari dan Kaklak. Pengaruh letak pabrik dengan bahan baku adalah di biaya transportasi yang akan dikeluarkan, semakin dekat dengan bahan baku maka akan membuat efisiensi biaya dan akan bisa mengoptimalkan pengiriman bahan baku agar tidak terlambat serta peluang meraih keuntungan jauh lebih besar.

Teori kedua yakni datang dari Francois Perroux (Kutub Pertumbuhan) pada tahun 1955. Pandangan Perroux mengenai proses pertumbuhan adalah teori tata ruang ekonomi, dimana industri pendorong memiliki peranan awal dalam membangun sebuah pusat pertumbuhan. Teori ini dapat didefinisikan secara geografis dan fungsional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun