Bagaimana Anda mempersiapkan diri untuk menjawab tantangan dalam penerapan strategi keterampilan literasi sesuai profil peserta didik dan konteks sosial budaya siswa Anda?
Beberapa hal yang perlu saya persiapkan diri untuk menjawab tantangan dalam penerapan strategi keterampilan literasi sesuai profil peserta didik dan konteks sosial budaya siswa yaitu:
Menganalisis profil peserta didik
Saya pertama harus dapat mengidentifikasi kebutuhan peserta didik dengan cara melakukan pengamatan, survey, dan wawancara guna memahami minat, latar belakang, dan tingkat keterampilan literasi peserta didik. Kemudian mengidentifikasi gaya belajar dari masing-masing peserta didik baik audio, visual dan kinestetik, dengan mengetahui gaya belajarnya saya dapat menerapkan metode pengajaran dan strategi pengembangan literasi yang efektif. Hal ini sesuai teori perkembangan kognitif (Jean Piaget) Piaget menekankan bahwa perkembangan intelektual anak terjadi melalui tahap-tahap tertentu. Kemampuan literasi siswa akan berbeda tergantung pada tahap perkembangan kognitifnya:
- Tahap Pra-operasional (2-7 tahun): Anak mulai memahami simbol, tetapi kemampuan berpikir logis belum matang. Di tahap ini, pengenalan gambar dan cerita sederhana efektif.
- Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun): Siswa mulai mampu berpikir logis tentang objek konkret. Pemahaman teks yang mengandung alur cerita dan informasi faktual lebih sesuai.
- Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas): Siswa mampu berpikir abstrak, kritis, dan reflektif, sehingga dapat menangani teks yang kompleks dan bersifat argumentatif.
Menyiapkan lingkungan fisik yang ramah literasi
Lingkungan fisik ini sangat penting dalam menghadapi tantangan penerapan strategi pengembangan literasi. Lingkungan fisik berupa buku-buku yang tersedia diperpustakan harus sesuai dengan kondisi peserta dan tempat perpustakaan harus membuat nyaman dan menarik agar peserta didik dapat menyukai kegiatan literasi. Kemudian didalam kelas juga seperti pojok baca harus dibuat semenarik mungkin dan buku-buku yang disediakan harus komplit bukan sekedarnya saja, karena pojok baca ini merupakan sebagai lingkungan yang ramah literasi untuk mendekatkan peserta didik dengan buku bacaan di dalam kelas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Esti Sulaimah, dkk menjelaskan bahwa salah satu pengkondisian lingkungan fisik ramah literasi adalah dengan membuat pojok baca di setiap ruang kelas, atau di Lorong sekolah (Sulaimah et al., 2023).
Menjadikan lingkungan  sosial  dan  afektif  menjadi  model komunikasi dan interaksi berbudaya literasi
Sekolah memberikan penghargaan atau reward kepada peserta didik yang memiliki prestasi. Pemberian hadiah diserahkan oleh wali kelas atau bapak kepala sekolah pada saat di kelas serta pada saat pelaksanaan upacara bendera. Terdapat juga kegiatan-kegiatan memperingati hari besar dan nasional yang terintegrasi dengan pembelajaran yang literat. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Setyo Wardono bahwa mengondisikan lingkungan sosial dan afektif dengan memberikan rewardkepada peserta didik, adanya peringatan hari besar dan nasional terintegrasi dengan pembelajaran literasi (Wardono, 2022).
Author: M. Maskur Musa
Daftar Pustaka
Nurul Febrita, N., & Manik, Y. M. (2023). Membudayakan Gemar Membaca Melalui Pojok Baca Sekolah. Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 3(01), 144–149. https://doi.org/10.47709/educendikia.v3i01.2378