Melalui pernyataan masalah ini, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk memahami dampak kekerasan dan perundungan terhadap prestasi akademik dan kesejahteraan emosional siswa di Indonesia, serta mencari solusi untuk mengatasi masalah ini secara efektif.
BAGIAN
Pengaruh kekerasan dan perundungan terhadap prestasi akademik dan kesejahteraan sosial siswa telah menjadi fokus utama dalam penelitian. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pengalaman-pengalaman kekerasan yang dialami oleh siswa akan menyebabkan dampak yang negatif terhadap siswa, baik itu terhadap prestasi akademik siswa atau terhadap kesejahteraan sosial siswa. Karena mereka mendapat kekerasan dan perundungan sehingga membuat siswa merasa tidak aman dan menyebabkan kurangnya fokus pada siswa yang menjadi korban kekerasan saat melakukan kegiatan belajar. Karena kekerasan dan perundungan akan menimbulkan suasana yang tidak nyaman, bukan hanya bagi korban melainkan terhadap siswa-siswa lain, sehingga dapat mengganggu proses pembelajaran dan perkembangan psikologis siswa.
Kekerasan dan perundungan tentunya akan menimbulkan masalah yang serius pada psikologis siswa yang menjadi korban. Siswa yang mendapatkan kekerasan dan perundungan akan mengalami masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan sosial, dan bahkan siswa yang menjadi korban kekerasan menginginkan bunuh diri. Siswa mungkin merasa terisolasi, merasa tidak aman berada di lingkungan sekolah, dan merasa kurang dihargai oleh teman-temannya atau di lingkungan sekolah. Kondisi ini tentunya dapat menimbulkan kurangnya fokus atau konsentrasi pada siswa, kurangnya motivasi dan minat untuk melakukan pembelajaran di sekolah, sehingga berdampak negatif dalam mencapai potensi siswa secara maksimal dan prestasi akademik siswa, selain itu dampak dari kekerasan dan perundungan terhadap siswa adalah dapat mengganggu keseimbangan emosi siswa, menghambat kemampuan siswa untuk melakukan interaksi sosial dengan teman-temannya, sehingga siswa menjadi pribadi yang takut dan merasa tidak dihargai. Siswa yang mendapatkan kekerasan dan perundungan akan mengalami hilangnya harga diri dan kepercayaan diri, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuannya dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dan proses sosial di sekolah.
Secara khusus, dampak kekerasan dan perundungan terhadap prestasi akademik dan mental siswa mengalami bentuk penurunan kemampuan berkonsentrasi, kurangnya motivasi untuk belajar, dan penurunan nilai akademik siswa. Siswa yang mengalami penderitaan tekanan emosional berkepanjangan akibat mendapatkan kekerasan dan perundungan baik secara verbal maupun non-verbal mungkin mengalami kesulitan dalam memperhatikan penjelasan dari guru saat belajar, sulit untuk mengingat informasi, dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah secara efektif. Hal ini dapat menyebabkan nilai yang lebih rendah dan penurunan potensi akademik siswa secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, korban kekerasan dan perundungan mungkin juga mengalami gangguan tidur, gangguan makan, dan mengalami masalah kesehatan fisik lainnya, yang dapat mempengaruhi potensi akademiknya. Pada tingkat yang lebih serius, dampak mental dari kekerasan dan perundungan akan bertahan hingga dewasa, sehingga menimbulkan masalah psikologis yang lebih serius seperti gangguan kecemasan, depresi berat bahkan rentan terhadap perilaku kasar dan menyakiti diri sendiri.
Kekerasan dan perundungan di lingkungan sekolah dapat memiliki dampak yang serius terhadap prestasi siswa dan mental siswa. Contohnya, siswa yang seringkali mendapatkan kekerasan atau perundungan baik secara verbal maupun non-verbal akan mengalami penurunan konsentrasi atau fokus saat pembelajaran di sekolah, siswa yang menjadi korban juga cenderung tidak masuk sekolah atau absen dikarenakan siswa tidak merasa aman di sekolah, sehingga berdampak siswa akan tertinggal materi-materi yang diberikan oleh pengajar, siswa juga tentunya tidak akan aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan sekolah sehingga tentunya akan berdampak pada penurunan potensi atau prestasi akademik siswa dikarenakan kurangnya keaktifan dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Berbagai studi telah menunjukkan korelasi antara paparan kekerasan dan perundungan di sekolah dan penurunan prestasi akademik siswa. Data seringkali mencakup penurunan nilai, absensi yang tinggi atau banyak, dan kurangnya partisipasi dalam kegiatan akademik.
Selain itu kekerasan juga berdampak pada psikologis siswa dalam mengikuti kegiatan belajar, karena siswa merasa terisolasi, siswa mengalami depresi, kecemasan, dan masalah perilaku lainnya pada siswa. Contohnya, seorang siswa yang menjadi korban kekerasan atau perundungan akan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat, siswa merasa terisolasi dan akan menjadi pribadi yang pemurung, dan mungkin siswa mengalami penurunan kepercayaan diri dan berdampak pada hubungan interpersonalnya di dalam sekolah. Studi psikologis telah menunjukkan dampak negatif dari terjadinya kekerasan dan perundungan pada kesejahteraan sosial siswa. Hal ini dapat dilihat dari siswa mengalami tingkat depresi yang tinggi, siswa mengalami kecemasan, dan risiko berperilaku seperti penyalahgunaan zat atau cenderung menyakiti diri sendiri.
Pengaruh kekerasan dan perundungan terhadap siswa memiliki beberapa solusi yang mungkin bisa dilakukan di sekolah, untuk mengatasi masalah ini diperlukan solusi yang komperhensif dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa solusi yang mungkin bisa diterapkan di lingkungan sekolah. Diantaranya adalah, menerapkan program ahli intimidasi yang komprehensif, berpartisipasi dalam pelatihan staf dan siswa tentang cara mengidentifikasi tanda-tanda kekerasan dan intimidasi serta cara mengatasi situasi tersebut. Menerapkan peraturan yang tegas dan jelas mengenai perilaku yang tidak dapat diterima di sekolah, dengan konsekuensi yang jelas bagi pelaku pelanggarannya. Mendorong partisipasi aktif seluruh guru, karyawan, dan siswa di sekolah dalam pencegahan dan penanganan kasus perundungan. Kesadaran dan Pendidikan, melaksanakan program pendidikan luas tentang pentingnya sikap inklusif, empati dan menghargai keberagaman. Mendorong pembelajaran yang mendorong penerimaan dan menghormati keunikan masing-masing individu. Menciptakan ruang diskusi terbuka bagi siswa, staf, dan orang tua untuk memahami dan mengatasi masalah kekerasan dan perundungan. Memperkuat dukungan sosial dan psikologis, yaitu dengan membangun lingkungan sekolah yang inklusif dan ramah dimana siswa merasa didengarkan dan dihargai. Memberikan layanan konseling yang dapat diakses oleh siswa yang membutuhkan atau menginginkan dukungan emosional dan psikologis. Mendukung untuk membentuk kelompok teman untuk memperkuat solidaritas dan persahabatan antar siswa. Fokus pada Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Siswa, Menyediakan layanan program kesehatan mental yang komprehensif, termasuk layanan konseling, terapi, dan konseling bagi siswa yang mengalami kekerasan dan perundungan. Mengembangkan program kesehatan akademik, fisik, dan mental. Mendorong fisik aktivitas sehat seperti olahraga, meditasi, dan aktivitas santai lainnya yang dapat membantu mengurangi depresi dan kecemasan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Penting untuk dicatat bahwa solusi ini harus dilaksanakan secara koheren dan berkelanjutan, dengan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan, termasuk staf sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar, hanya dengan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi kita dapat memastikan bahwa siswa merasa aman, dihargai, dan didukung dalam lingkungan sekolah siswa, sehingga mereka dapat mencapai potensi akademik dan sosial mereka secara maksimal.
Dengan menerapkan beberapa solusi diharapkan akan membuat sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi para siswa untuk melakukan pembelajaran, karena dengan siswa merasa aman dan nyaman mereka akan mencapai potensi akademik mereka secara maksimal dan mampu melakukan hubungan sosial.
SIMPULAN
Kekerasan di sekolah dan intimidasi akan berdampak buruk bagi siswa yang menjadi korban kekerasan dan perundungan terhadap kinerja akademik dan kesejahteraan sosial siswa. Ketika siswa mendapatkan kekerasan dan perundungan tentu akan membuat kinerja mereka menurun, sehingga ini dapat berdampak pada prestasi akademik mereka, karena mereka biasanya akan sering absen atau tidak masuk sekolah, hilangnya motivasi untuk belajar, dan kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan sekolah. Sedangkan dari faktor kesejahteraan sosial, mereka akan mengalami rasa stress, kecemasan yang berlebihan, dan bahkan siswa memiliki keinginan untuk melakukan bunuh diri. Permasalahan ini tentunya bukan hanya permasalahan individu tetapi juga masyarakat. Mengatasi permasalahan kekerasan dan perundungan di sekolah tentunya memerlukan adanya tindakan yang komprehensif, termasuk juga dengan melakukan perubahan budaya di dalam sekolah, diantaranya mungkin adalah pendidikan yang berfokus pada toleransi dan akhlak mulia, serta memberi perlindungan untuk siswa yang membutuhkan, baik yang membutuhkan bimbingan akademik ataupun yang membutuhkan bimbingan psikologis. Dengan mengambil pendekatan yang teliti dalam menyikapi adanya kekerasan dan perundungan berupa tanda-tandanya dan sekolah bertanggung jawab atas keamanan siswanya di dalam sekolah, sehingga nantinya akan menciptakan lingkungan yang aman bagi semua siswa, sehingga mereka semua bisa mencapai potensi akademik mereka, dan sosial mereka secara maksimal, tanpa adanya rasa takut, merasa adanya ancaman, atau rasa khawatir, sehingga menciptakan adanya rasa aman dan nyaman di dalam lingkungan sekolah.