Mahasiswa Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Lambung Mangkurat
Dosen: Dr. Rosalina Kumalawati,S.Si,M.Si
Nama: Muhammad Hanafi
Kelas : C
Nim  : 2410416110018
Lahan basah adalah wilayah yang tergenang air, baik secara permanen maupun musiman,alami atau buatan, yang mencakup berbagai tipe ekosistem seperti rawa, mangrove, dan danau. Lahan basah memiliki fungsi ekologi yang sangat penting, termasuk sebagai habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, penyerap karbon, serta penyedia air bersih. Selain itu, lahan basah juga berperan dalam mengendalikan banjir, menyaring polutan, dan mendukung keanekaragaman hayati.
Meskipun lahan basah memiliki potensi besar, seperti mendukung keanekaragaman hayati, menyimpan air, dan menyerap karbon, ada sejumlah tantangan serius yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah risiko kebakaran yang sering terjadi di musim kemarau, terutama akibat praktik pengeringan lahan untuk pertanian atau perkebunan. Selain itu, alih fungsi lahan basah menjadi perumahan dan infrastruktur perkotaan semakin mengancam keberlanjutannya. Proses urbanisasi ini tidak hanya mengurangi luas lahan basah, tetapi juga berdampak pada ekosistem lokal dan menghilangkan manfaat ekologis yang krusial, seperti pengendalian banjir dan penyediaan habitat bagi satwa liar.
Kecamatan Gambut di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, merupakan wilayah dengan potensi lahan basah yang signifikan. Lahan basah di kawasan ini memiliki karakteristik unik yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk berbagai kegiatan ekonomi, sosial, dan ekologi. Pemanfaatan lahan basah yang ada di kecamatan Gambut meliputi:
1. Pertanian
2. Perikanan
3. Pertenakan
4. Holtikultura Buah
5. Holtikultura Sayur
Berikut beberapa contoh dari pengamatan pemanfaatan lahan basah yang ada di Kecamatan Gambut:
1. Banyu Hirang
Perikanan
Komplek perumahan yang bendiri di atas lahan basah dan banyak air menggenang baik danau buatan maupun alami di gunakan untuk budidaya ikan.
Holtikultura Sayur
Tanaman keladi dan singkong biasa di gunakan untuk sayur umbinya dan daun dari singkong.
Holtikultura Buah
Masyarakat memanfaatkan lahan basah dengan menanami pohon sawit di beberapa lokasi samping jalan sebagai pembatas jalan dengan perairan.
2. Malintang
Pertanian
Padi adalah tanaman pangan utama yang menghasilkan beras, yang menjadi makanan pokok
Tanaman ini membutuhkan kondisi lingkungan yang cukup spesifik untuk tumbuh optimal, yaitu daerah dengan suhu hangat (idealnya antara 20-35C) dan kelembapan tinggi. Padi umumnya ditanam di lahan basah yang disebut sawah, namun ada juga yang ditanam di lahan kering.
Holtikultura buah
pohon kelapa memiliki berbagai manfaat diantaranya buahnya yang mengandung air dapat di minum untuk mehilangkan haus ataupun biaa juga untuk pengobatan karena kandungan vitaminnya yang banyakÂ
Perikanan
3. Kayu Bawang
Perikanan
Danau alami sebagai ecosistem dari tumbuhan maupun ikan, biasa di gunakan masyarakat untuk memancing ikan
Pertanian
4. Tambak Sirang Laut
5. Malintang Baru
Bebek merupakan hewan yang berhabitat di air dan lahan basah, termasuk di antaranya sawah. Oleh karena itu, banyak warga yang membuat pertanian sawah di lahan basah sambil memelihara bebek, yang umumnya hidup di perairan.
Peralihan lahan basah di Kecamatan Gambut menjadi perumahan menyebabkan berkurangnya lahan pertanian, terutama sawah. Pemanfaatan lahan basah di kecamatan ini didominasi oleh sawah yang merupakan sumber utama penghidupan petani lokal. Alih fungsi lahan ini berdampak pada penurunan produktivitas pertanian dan mengurangi ruang bagi pertanian padi. Hal ini juga berpotensi mempengaruhi ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat setempat yang bergantung pada sektor pertanian.
Pemanfaatan lahan basah di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Dengan memaksimalkan potensi yang ada sambil menjaga keseimbangan ekosistem, lahan basah dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat. Pengelolaan yang bijak serta keterlibatan berbagai pihak menjadi kunci sukses dalam upaya pemanfaatan lahan basah di wilayah ini. Dalam konteks perkembangan wilayah, penting bagi semua pemangku kepentingan untuk berhati-hati dalam mengizinkan peralihan lahan basah menjadi kawasan perumahan agar tidak merusak keseimbangan lingkungan yang ada.
Reference
Sari, R. W. S., and Eppy Yuliani. "Identifikasi Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Non Pertanian Untuk Perumahan." Jurnal Kajian Ruang 1.2 (2021).
Sari, R. W. S., & Yuliani, E. (2021). Identifikasi Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Non Pertanian Untuk Perumahan. Jurnal Kajian Ruang, 1(2).
SARI, R. W. S.; YULIANI, Eppy. Identifikasi Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Non Pertanian Untuk Perumahan. Jurnal Kajian Ruang, 2021, 1.2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H