Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Nur Ikhsan
Muhammad Ilham Nur Ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Orang boleh lupa tapi catatan selalu mengingatkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Hari Guru" Mengenang Lentera yang Tak Pernah Padam

25 November 2024   23:11 Diperbarui: 25 November 2024   23:36 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di setiap sudut negeri, dari kota yang gemerlap hingga desa yang sunyi, ada sosok yang tanpa lelah menyalakan api pengetahuan. Hari Guru bukan sekadar tanggal di kalender, ia adalah momen untuk mengenang mereka yang menjadikan ilmu sebagai cahaya, membimbing generasi demi generasi menuju cakrawala harapan. Di tangan para guru, anak-anak bangsa diajarkan bukan hanya soal angka dan huruf, tetapi juga tentang makna hidup, nilai kerja keras, dan kekuatan mimpi.

Bayangkan seorang guru di pagi yang dingin, berjalan kaki melewati jalan setapak untuk tiba di sekolah sederhana. Dengan senyum di wajah, ia menghadapi kelas yang mungkin tidak sempurna, Kursi reyot, papan tulis yang usang. Namun, dengan semangat yang tak pernah surut, ia mengubah ruang itu menjadi tempat di mana mimpi-mimpi besar dilahirkan. Baginya, keterbatasan adalah tantangan, bukan hambatan. Setiap kata yang ia ucapkan adalah benih yang ditanam, dan setiap anak adalah taman yang berhak tumbuh.

Guru bukan sekadar profesi, ia adalah panggilan jiwa. Dalam setiap kata motivasi, ada kepedulian. Dalam setiap teguran, ada kasih. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang keberadaannya sering kali terlupakan, namun dampaknya abadi. Seorang guru yang baik tidak hanya mengajarkan pelajaran, tetapi juga memahat karakter. Mereka melihat potensi dalam diri anak-anak yang mungkin tidak dilihat oleh orang lain, dan membantu mereka mengejarnya dengan keyakinan.

Hari ini, mari kita renungkan, berapa banyak dari kita yang berdiri di tempat kita sekarang berkat seorang guru yang percaya pada kita saat dunia seolah ragu? Siapa yang mengajarkan kita untuk tidak menyerah, yang mengubah kegagalan menjadi pelajaran, dan yang melihat kekuatan dalam setiap kelemahan kita? Nama mereka mungkin telah memudar dari ingatan, tetapi pelajaran mereka hidup dalam setiap langkah yang kita ambil.

Di era modern ini, tantangan guru semakin kompleks. Teknologi, perubahan kurikulum, tekanan sosial bahkan kriminalisasi menjadi ujian tambahan dalam peran mereka. Namun, satu hal tetap sama, semangat mereka untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Hari Guru adalah waktu untuk tidak hanya berterima kasih kepada mereka, tetapi juga untuk merenungkan bagaimana kita dapat mendukung mereka. Karena dalam mendukung guru, kita mendukung pendidikan. Dan dalam mendukung pendidikan, kita membangun bangsa.

Pada akhirnya, seorang guru adalah lentera yang tidak pernah padam. Mereka tidak meminta sorotan atau pujian, hanya ingin melihat cahaya itu terus menerangi jalan anak didiknya. Maka, di Hari Guru ini, mari kita tidak sekadar berterima kasih. Kita harus memahat rasa hormat itu dalam tindakan nyata, mendukung, memperjuangkan, dan menjaga semangat mereka. Sebab, guru adalah penggenggam lilin kecil di tengah badai yang gelap, yang cahayanya mungkin redup di mata sebagian orang, tetapi bagi murid-murid mereka, itulah cahaya yang melahirkan matahari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun