Cari waktu kapan biasanya orang-orang tidak ribut lagi, atau buat agenda waktu bersendiri. Namun yang perlu diperhatikan di sini kita harus tahu kondisi diri. Yakni di mana saat mood kita sedang on-on-nya, di situlah kreativitas kita bisa bekerja dengan maksimal.
Ketahuilah, meski kita menemukan waktu dan situasi yang kondusif untuk memulai kegiatan belajar kita, namun misalkan mood berada di limitasi lowbat, maka percuma saja. Waktu menyendiri kita malah terbuang sia-sia.
Kalau untuk pengalaman pribadi, saya memusatkan waktu belajar di dua hari yang telah saya tentukan, yakni hari Sabtu dan Minggu. Dua hari tersebut saya pilih karena semua tugas dan kewajiban sudah rangkum 90%. Saya juga memberi tahu keluarga, kerabat, dan juga sahabat, bahwa ketika agenda me time saya berlangsung, maka saya tidak bisa diganggu. Jadi, atas dasar permintaa itu, saya bisa lebih leluasa belajar dan menulis.
Namun bila saya tetap sulit fokus di dua hari tersebut, maka saya akan mealokasikan waktu belajar saya di pukul 02.00 dini hari, di saat semua orang terlelap, dan kondisi otak tengah berada di level ter-fresh-nya. Namun biasanya, sebelum kegiatan itu saya langsungkan, saya melakukan beberapa ritual seperti; mandi, shalat, dan membuat kopi.
Kemudian jika masih saja belum menemukan fokus belajar karena berisiknya orang-orang sekitar, maka sebagian ahli seperti Dryden, Vos, dan Stephanie Merrit menganjurkan untuk belajar sambil mendengarkan musik instrumental yang santai. Tapi, untuk saya pribadi, jika materi yang saya pelajari terbilang berat, maka saya tidak bisa menggunakan cara ini. Malahan cara ini bisa menganggu konsentrasi saya dalam kegiatan memahami. Lain halnya bacaan ringan, maka adanya musik sangatlah membantu mendapatkan fokus.
Lalu, ketika sudah menemukan feel belajar kita. Maka untuk mencegah radiasi kebosanan, gunakanlah timer dengan teknik pomodoro: membagi waktu saat belajar menjadi interval selama 25 menit, kemudian istirahat beberapa menit, lalu lanjut lagi di 25 menit selanjunya. Coba saja praktekkan teknik ini sesekali bagi kamu yang belum mencobanya. Saya yakin, InsyaAllah cara ini akan menambah energi kamu untuk dapat menyelesaikan pembeajaran yang ada, dengan hasil memuaskan pula.
Demikian hal-hal yang bersangkutan tentang bagaimana menjaga fokus belajar kita. Adapun untuk metode-metode lainnya tentu bisa kita dapatkan dari pengalaman-pengalaman yang ada di buku-buku atau pengalaman pribadi orang sekitar kita. Yang jelas, ketika ingin fokus terhadap sesuatu, kita harus memilih suasana yang nyaman baik itu berupa tempat dan emosi (feel) perasaan kita. Kemudian gunakan pula cara-cara seperti belajar sambil mendengar intrumen yang dapat membantu menghindarkan kita dari kebisingan, dan pakailah teknik timer pomodoro sebagai tameng untuk terhindar dari kebosanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H