Kereta cepat Jakarta-Bandung atau 'WHOOSH' merupakan proyek besar yang diresmikan pada masa pemerintahan presiden Joko Widodo yang memakan anggaran biaya sebesar 112 Triliun. Whoosh menjadi perbincangan kontroversial saat ini dikarenakan dibalik kemajuan teknologi transportasinya serta manfaatnya, Whoosh menelan biaya pembuatan yang begitu banyak dan jarak tempuh yang terlalu pendek sehingga manfaatnya tidak begitu dirasakan secara signifikan oleh masyarakat luas.
Proyek kereta cepat yang diusungkan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini terlalu ambisius, sehingga tidak diperhitungkan secara matang yang dimana menyebabkan anggaran menjadi membengkak. Seharusnya anggaran tersebut dapat digunakan dengan cara membaca skala prioritas, bisa untuk pembanguan rumah sakit, sekolah, atau membenahi permasalahan transportasi yang kerap sering muncul dan belum usai.
Walaupun dana APBN yang digunakan untuk membiayai proyek ini hanya 21 Triliun, Kereta cepat Jakarta-Bandung membutuhkan waktu 40 tahun untuk pengembalian dana APBN dan investasi kepada para investor. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dampak positif kereta berkecepatan tinggi ini meningkatkan konektivitas antara Jakarta-Bandung dan memudahkan perjalanan bisnis serta perdagangan antara kedua kota menjadi lebih cepat, hal negatifnya yang berdampak pada ekonomi kita adalah bertambahnya hutang kita ke china semakin besar dan bunga yang diberikan juga cukup menguras kantong negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H