Mempelajari kitab menurut ulama adalah merupakan sebuah kewajiban bagi setiap umat Islam yakni salah satunya kitab Ta'alim Muta'allim karangan (Syekh Burhanuddin al-Zarnuji al-Hanafi). Sudah banyak pendidikan yang memperlukan rujukan dari kitab yang disetiap materi merupakan perkataan dari ulama. Sekolah umum maupun Pondok Pesantren terdapat kitab yang merujuk ke perkataan ulama. Umat Islam perlu memahami, mempelajari dan memperluas ilmu pengetahuan agama. Ajaran Nabi Muhammad SAW telah di turunkan kepada para sahabat, maka dari itu perlunya umat Islam memperluas ilmu pengetahuannya. Semua ajaran Nabi terdapat di Al-Qur'an, Hadist dan kitab para ulama.
Belajar tidak memandang dari segi usia, derajat, dan kepribadian seseorang. Semua manusia yang normal maupun yang tidak normal memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu, Siapa pun bisa untuk menuntut ilmu. Karena manusia diciptakan memiliki akal, akal bisa berfungsi ketika mereka memberikan sebuah ilmu untuk di terapkan di kepribadiannya. Ketika seseorang tidak memberi ilmu maka akal yang ia miliki bisa dikatakan sia-sia. Jadi, menuntut ilmu merupakan kewajiban manusia, agar akal yang ia miliki dapat berfungsi dengan baik.
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui pembahasan bab mengambil pelajaran yang merujuk kepada kitab Ta'alim muta'allim. Yakni, membahas tentang waktu pembelajaran, bagaimana menurut senior menuntut ilmu dengan baik, dan akan membahas betapa pentingnya rendah hati ketika memiliki ilmu yang cukup.
Isi kitab Ta'lim Muta'allim :
Kitab Ta'lim karangan Imam al-Zarnuji yang berisi 13 pasal. Yang dimana penulis akan membahas pasal ke 10 tentang Mengambil Pelajaran. Yaitu :
1. Waktu mengambil pelajaran
Seorang pelajar perlu menggunakan waktu luang untuk belajar. Belajar tidak hanya diruang lingkup sekolah saja, akan tetapi belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Seorang pelajar tidak diharuskan untuk membuang-buang waktu luangnya. Ketika seseorang memiliki waktu luang untuk belajar, akan tetapi tidak di isi waktunya dengan belajar maka akan sia-sia ilmu yang telah ia pelajari.
Sebagai mana yang dikutip : " Hapalan akan lari, tapi tulisan tetap berdiri"
dikatakan lagi: "Yang disebut ilmu yaitu segala apa yang didapat dari ucapan ahli ilmu, karena mereka telah menghafal hal-hal yang bagus dari hasil pendengarannya dan mengucapkan yang bagus itu dari hafalan tersebut".