Mohon tunggu...
Muhammad Zulfikar
Muhammad Zulfikar Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa Teknik Informatika FTI UNISSULA

laki laki

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Kemacetan Akibat "Over Dimension Over Loading"(ODOL)

3 Maret 2022   19:48 Diperbarui: 3 Maret 2022   19:56 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

JALUR KUDUS-DEMAK MACET AKIBAT ADA DEMO DARI  over dimension over loading (ODOL).

 

Dr. Ira Alia Maerani, M.H dan Muhammad Zulfikar

Jalur pantura Kudus – Demak macet akibat aksi protes over dimension over loading (ODOL).Ratusan pengemudi truck yang ada di jalur kudus-demak melakukan aksi menolak over dimension over loading (ODOL). Para sopir truk turun ke jalan sambil membawa truknya. Bahkan sejumlah truk juga dibentangkan spanduk dengan tulisan bernada protes penindakan ODOL oleh petugas.

Pengamat transportasi sekaligus Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno, mengatakan akar masalah truk Over Dimension Over Load (ODOL) adalah tarif angkut barang semakin rendah.

“Karena pemilik barang tidak mau keuntungan selama ini berkurang padahal biaya produksi dan lainnya meningkat, pemilik armada truk (pengusaha angkutan barang) juga tidak mau berkurang keuntungannya. Hal yang sama, pengemudi truk tidak mau berkurang pendapatannya,”

Sementara, sejumlah uang yang dibawa pengemudi truk untuk menanggung beban selama perjalanan, seperti tarif tol, pungutan liar yang dilakukan petugas berseragam dan tidak seragam, parkir, urusan ban pecah, dan sebagainya.

“Uang dapat dibawa pulang buat keperluan keluarga tidak setara dengan lama waktu bekerja meninggalkan keluarga,” ucapnya.

Akhirnya, sekarang profesi pengemudi truk tidak memikat bagi kebanyakan orang, semakin sulit mendapatkan pengemudi truk yang berkualitas.

Salah satu sopir truk bernama Ali Ikhsan menyebut aturan baru ini dapat menyebabkan lonjakan harga pada kebutuhan masyarakat karena tarif angkutan barang akan naik.

Bukan hanya di Kudus, aksi unjuk rasa sopir truk terkait kebijakan larangan ODOL juga terjadi di Temanggung, Jawa Tengah.

Para sopir truk berunjuk rasa sambil membawa spanduk bertuliskan 'Kami tidak menolak kebijakan ODOL tapi kami menuntut solusi kebijakan ODOL' dan 'Peraturan mumet hargai perjuangan sopir'.

Sudah jadi rahasia umum, banyak truk pengangkut barang kerap membawa muatan melebihi kapasitas. Hal ini dikatakan pakar transportasi Djoko Setijowarno sangat berkaitan dengan tarif murah pengiriman barang.

Sesungguhnya, akar masalah truk ODOL adalah tarif angkut barang semakin rendah, karena pemilik barang tidak mau keuntungan selama ini berkurang [padahal biaya produksi dan lainnya meningkat], pemilik armada truk [pengusaha angkutan barang] juga tidak mau berkurang keuntungannya.

Jadi kita tidak boleh merugikan orang lain dalam  apapun hal kecil/besar.

Ada hadist larangan mempersulit orang lain 

سم اللّه الرحمن الرحيم الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

oleh: Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA Hafizhahullah. Shahabat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Kita masuk pada hadits yang ke-20. وَعَنْ أَبِي صِرْمَةَ – رضى الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم -{ مَنْ ضَارَّ مُسْلِمًا ضَارَّهُ اَلله, وَمَنْ شَاقَّ مُسَلِّمًا شَقَّ اَللَّهُ عَلَيْهِ } أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ. Dari shahabat Abi Shirmah radhiyallahu Ta’ala ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang muslim, maka Allah akan memberi kemudharatan kepadanya, barangsiapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang muslim maka Allah akan menyusahkan dia.” (Hadits riwayat Abu Dawud nomor 3635, At Tirmidzi nomor 1940 dan dihasankan oleh Imam At Tirmidzi).

(Dr. Ira Alia Maerani, M.H., dosen Fakultas Hukum UNISSULA, Semarang; Muhammad Zulfikar, mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) Prodi Teknik Informatika UNISSULA, Semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun