Seperti telah kita ketahui,pada Rabu dini hari kemarin tepatnya jam 23:18 WIB Mentri KKP di tangkap oleh KPK di bandara Soekarno-Hatta. Penangkapan tersebut di lakukan pada saat ia baru membukakan pintu pesawat. Ep yang baru pulang dari AS dengan rombongan nya di grebek langsung oleh KPK. Pada saat itu juga langsung di lakukan penggeledahan. Dari rombongan tersebut yang total keseluruhan nya ada 12 orang,di kabarkan 3 bersih dan 8 nya bermasalah. Termasuk juga istri dari EP.
Melihat gerak cepat KPK memang ini sangatlah asing dan agaknya memang baru terjadi di negri ini. Bisa juga dikatakan ini adalah gaya baru. Memang seperti ini seharusnya maling di tangkap. Yang jelas,tidak ada kode etik tentang penangkapan maling.
Ep merupakan politisi partai Gerindra,ia menduduki jabatan sebagai wakil ketua umum. Naiknya jadi Mentri juga,atas rekomendasi dari PS. Ep tidak terhadap Gerindra tidak hanya terikat oleh kepentingan politik saja. Ia adalah anak pungut dari PS. Dan ini menunjukkan memang sangat erat ikatan bathin antara EP dan PS. Akan tetapi,bukan itu yang menjadi fokus saya.
Atas kejadian penangkapan ini,ada selentingan yang mempengaruhi pikiran saya. Bahwasannya, KPK memang tidak di lemahkan. Untungnya,ingatan saya mencekal. Saya di ingatkan pada seorang penyidik komisi pemberantasan korupsi. Yaa,NB. Jangan sampai di lupakan jejak karir NB di KPK.
KPK yang sedari awal adalah lahan basah merupakan alat yang cukup kuat bagi 'kadrun' untuk mempolitisir sistem di negri ini. Dan itu merupakan bukti KPK tetap saja di lemahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H