Mohon tunggu...
Muhammad WildanTaufiq
Muhammad WildanTaufiq Mohon Tunggu... Buruh - Perencana

Semoga baik untuk kita semua.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Arak-arak Penolakan hingga Pernikahan Besar-besaran

16 November 2020   01:13 Diperbarui: 16 November 2020   02:10 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memang takan ada habisnya kita membahas setiap isu-isu yang terjadi di negri ini. Sejarah mencatat, bahwasannya memang negeri ini terlahir tidak lepas dari pada serentetan peristiwa kontroversi. Meski kebanyakan sejarah terbangun dari kumpulan opini,pada akhirnya kita di paksa mengakui bahwa itulah yang terjadi.

Akan tetapi,semakin berkembang nya IPTEK dan jaman yang terus menerus menciptakan inovasi-inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan,sehingga banyak di kalangan para sejarawan yang mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya terjadi di masa lalu. Dan pada akhirnya pun banyak terbongkar kebohongan-kebohongan sejarah yang di manipulasi oleh sebagian kelompok untuk kepentingan politik.

Seperti halnya yang baru-baru ini terjadi di negari ini,3 peristiwa yang bersangkutan langsung dengan masa banyak. Dari mulai ramai-ramainya aksi penolakan  UU Ciptaker, arak-arakan penjemputan,dan yang masih hangat-hangatnya dibicarakan ialah 'tukang obat' jalanan.

Namun,tak cukup sampai di situ, mengadakan pernikahan besar-besaran di masa pandemi.Unik memang,negri mungkin akan sepi bila tidak terjadi semua itu.

Akan tetapi itu semua juga tidak terlepas dari nilai positif dan negatif. Banyak di antara kalangan masyarakat merasakan dampak secara langsung terhadap peristiwa itu. Ada yang mengais untung dari jualannya,ada juga yang buntung perjalanannya.

Yaa, begitulah kiranya. Siklus yang terjadi begitu saja di negri ini. Carut marut dan segala bentuknya tidak lepas dari dua sisi yang berseberangan. Stabilitas negara yang menghentak secara spontan kepada masyarakat dan pemerintahnya.

Maka itu, penting kita catat sebagai warga negara yang baik untuk terus meningkatkan kualitas diri kita masing-masing. Kita tidak bisa untuk terus menerus menggantungkan hidup pada pemerintahan. Meski embel-embel menuntut hak sebagai warga negara pada akhirnya nanti,semua aspirasi dan janji hanya sebagai isapan jempol belaka.

Yang terjadi akan tetap terjadi,yang akan datanglah sepatutnya kita perhitungkan sedari sekarang. Pro kontra akan tetap ada. Tergantung pada kita yang menyikapinya. Akan kemana dan seperti apa. Sebab,pada akhirnya nanti segala sesuatunya tergantung pada diri masing-masing.

Tak ada hal buruk yang sepenuhnya buruk. Begitupun yang baik. Einstein begitu terkenal dengan teori relativitas nya. Pun Boudrillard dengan hyperrealitasnya. Saya kita dua teori tersebut cukup berkesinambungan,meski mereka hidup terpaut jauh waktu dan jaman,tapi keduanya begitu relevan.

Di keadaan sekarang,stigma-stigma kacrut sudah sangat mengakar. Provokasi begitu sangat proaktif mempengaruhi pemikiran. Sehingga tidak sedikit kesadaran setiap orang terkungkung kedunguan yang mengerikan. Sudah sepatutnya kita jumpai kewarasan dalam hal pembicaraan,baik itu dari segi penyampaian pun data yang di berikan. Jangan sampai adalagi kebohongan-kebohongan terintegritas di setiap kelas.

Masyarakat muak atas janji-janji yang di ingkari. Pemerintah muak akan bukti-bukti yang di manipulasi. Pada akhirnya,keduanya sama-sama muak. Seperti tak ada lelah untuk terus saling menolak. Hah,dasar manusia rakus! Selalu ketus kalo ga kebagian nasi bungkus dan fulus. Cape dehh.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun