Mohon tunggu...
Muhammad WildanTaufiq
Muhammad WildanTaufiq Mohon Tunggu... Buruh - Perencana

Semoga baik untuk kita semua.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ambisi Menulis Di Kompasiana

8 November 2020   09:15 Diperbarui: 8 November 2020   10:41 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adalah serangkaian konsep yang di pikirkan sejak jauh hari,memutar otak dan hati untuk sebuah materi yang akan di guratkan dalam setiap lembar kertas putih di hadapan mu. Tentunya,setiap orang tak ingin ada kecacatan dalam susunan katanya. Apalagi ambisinya menjadi salah satu pionir di website yang cukup terkenal dan besar,memiliki jutaan reader tetap yang menanti updatetannya setiap saat.

Yaa,benar! Menjadi penulis di Kompasiana adalah ambisi setiap orang yang memiliki minat di bidang baca tulis. Selain menulis adalah salah satu cara untuk mengekspresikan diri,menulis juga merupakan bentuk refleksi ritual otak. Maka dari itu, Kompasiana menyediakan fitur lengkap untuk setiap orang yang ingin berekspresi. Baik itu dari segi sastra,polemik politik,dan juga masih banyak yang lainnya.

Di masa sekarang terkhusus di Indonesia sendiri hampir keseluruhan warga masyarakat nya menggunakan smartphone. Mulai dari anak-anak sampai kakek buyut pun masih menggunakan nya. Sebenarnya,itu merupakan senjata yang sangat ampuh bagi sebagian kelompok orang yang bermain di ranah opini publik.

Di masa pandemi ini,selain dari pada virus sars cov 19 yang berbahaya,di Indonesia sendiri ada virus yang tidak kalah bahaya nya dari pada itu,ialah krisis membaca. Sayangnya, justru ini banyak terjadi di kalangan remaja yang masih memiliki pemikiran kuat,meski kadang tidak sehat. Dan,memang itulah turbulensi nya. Sebab itulah virus ini momok yang begitu menakutkan karena dampaknya pun tidak dapat di bayangkan.

Makanya, Kompasiana mencakup semua kalangan. Mulai dari anak-anak dengan cerpennya,remaja dengan fiksinya,dan orang tua dengan edukasi nya. Dengan bungkusan itulah,menjadi daya tarik tersendiri. Nantinya,minat baca orang dengan sendirinya tumbuh.... Semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun