Adalah serangkaian konsep yang di pikirkan sejak jauh hari,memutar otak dan hati untuk sebuah materi yang akan di guratkan dalam setiap lembar kertas putih di hadapan mu. Tentunya,setiap orang tak ingin ada kecacatan dalam susunan katanya. Apalagi ambisinya menjadi salah satu pionir di website yang cukup terkenal dan besar,memiliki jutaan reader tetap yang menanti updatetannya setiap saat.
Yaa,benar! Menjadi penulis di Kompasiana adalah ambisi setiap orang yang memiliki minat di bidang baca tulis. Selain menulis adalah salah satu cara untuk mengekspresikan diri,menulis juga merupakan bentuk refleksi ritual otak. Maka dari itu, Kompasiana menyediakan fitur lengkap untuk setiap orang yang ingin berekspresi. Baik itu dari segi sastra,polemik politik,dan juga masih banyak yang lainnya.
Di masa sekarang terkhusus di Indonesia sendiri hampir keseluruhan warga masyarakat nya menggunakan smartphone. Mulai dari anak-anak sampai kakek buyut pun masih menggunakan nya. Sebenarnya,itu merupakan senjata yang sangat ampuh bagi sebagian kelompok orang yang bermain di ranah opini publik.
Di masa pandemi ini,selain dari pada virus sars cov 19 yang berbahaya,di Indonesia sendiri ada virus yang tidak kalah bahaya nya dari pada itu,ialah krisis membaca. Sayangnya, justru ini banyak terjadi di kalangan remaja yang masih memiliki pemikiran kuat,meski kadang tidak sehat. Dan,memang itulah turbulensi nya. Sebab itulah virus ini momok yang begitu menakutkan karena dampaknya pun tidak dapat di bayangkan.
Makanya, Kompasiana mencakup semua kalangan. Mulai dari anak-anak dengan cerpennya,remaja dengan fiksinya,dan orang tua dengan edukasi nya. Dengan bungkusan itulah,menjadi daya tarik tersendiri. Nantinya,minat baca orang dengan sendirinya tumbuh.... Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H