Salah satu contoh kebudayaan yang dimiliki Indonesia adalah wayang kulit. Wayang kulit merupakan kesenian dalam budaya Jawa yang dimainkan oleh seorang dalang yang membawa cerita atau pesan yang berasal dari kepercayaan dan budaya setempat. Wayang kulit memiliki bentuk karakter mitologi yang biasanya menggunakan lembaran kulit binatang (biasanya sapi atau kambing) yang di keringkan.
Asal usul wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh, dewa, atau sang kuasa. Kesenian wayang sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha yang masih banyak masyarakat yang memiliki kepercayaan kepada dewa-dewa. Bahkan, saat Islam masuk ke Indonesia, para wali menggunakan wayang sebagai media penyebaran agama. Hingga saat ini, kesenian wayang masih dilakukan hingga sekarang salah satu tempatnya di Pasarean Gunung Kawi, Jawa Timur.
Pesarean Gunung Kawi adalah sebuah tempat ziarah bagi beberapa orang dan agama serta menjadi wisata religi. Hal ini di buktikan terdapat makam Eyang Jugo atau Kiai Zakaria II dan Raden Mas Iman Soedjono yang menjadi pengawal Pangeran Diponegoro. Selain itu terdapat Kelenteng Kwan Im dan Masjid Raden Mas Imam Soedjono yang menambah keanekaragaman di dalam pesarean Selain itu, Pasarean memiliki beberapa tempat untuk acara wayang yang biasanya di pesan untuk acara keperluan pemesan seperti nazar dan pembersihan diri atau penghilang kesialan.
Dengan sakralnya tempat wisata Pesarean Gunung Kawi banyak masyarakat yang masih beranggapan bahwa tempat itu adalah tempat pesugihan atau mencari kekayaan. Akan tetapi, kepala desa Wonosari menolak anggapan itu. Beliau mengatakan "Anggapan itu tidak benar. Orang yang mengatakan seperti itu dapat di pastikan bahwa 100 persen belum pernah ke Gunung Kawi," ujarnya. Menurut Koordinator Pengabdian Pada Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM), Mohammad Fajar Dwi Rozaq, tidak ada bentuk pesugihan yang terlihat bersama teman-temannya. "Kami tidak melihat dan mendengar langsung dari warga sekitar pesarean bahwa ada orang yang melakukan pesugihan," ujarnya.
Menurut Putri, Humas dan Administrator Pesarean Gunung Kawi, mengatakan banyak orang salah menganggap pohon dewandaru yang ada di komplek Pesarean memiliki arti mistis. Mereka menganggap bahwa seseorang yang tertimpa buah dari pohon dewandaru mendapatkan rezeki yang melimpah. "Banyak orang yang salah mengartikan nasehat dari Eyang Jugo dan iman Soedjono tentang jika ingin sukses harus menunggu di bawah pohon hingga buahnya jatuh," ujarnya. Dirinya melanjutkan "Arti dari nasehat itu adalah untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, harus melalui proses dan kesabaran,".
Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat Oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang kelompok 35 untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang mereka pelajari di kampus kepada masyarakat, sekaligus untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepedulian sosial mereka. Kami berupaya melestarikan wayang kulit ini dengan memperkenalkan wayang kulit ini ke media sosial dan membuat artikel ini agar bisa dibaca oleh banyak orang. Kami juga berupaya untuk menghapus stigma buruk yaitu pesugihan di pasarean dengan artikel ini. Mengenai pelestarian wayang kulit yang dalang dan pemainnya berasal dari warga desa Wonosari serta pembuatan wayangnya juga berasal dari dana pengelola pasarean yang dimana pasarean ini dikelola oleh masyarakat asli Desa Wonosari
PMM UMM Gelombang 5 Kelompok 35
DPL: RISKY ANGGA PRAMUJA SE.,M.EC.DEV
Mahasiswa:
Mohamad Fajar Dwi Rozaq - 202210160311493
Muhammad Fadil - 202210160311441
Mulia Helmi Hendrinanto - 202210110311089
Zulfan Giusti Rajaa - 202210110311100
Rizal Ulil Azmi - 202210110311387
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H