Dewasa ini, membangun motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan kegiatan apapun, terutama jika dihubungkan dengan hal ibadah. Dalam kehidupan sehari-hari motivasi ini merupakanhal yang paling dibutuhkan dalam semua aspek, baik itu yang berkaitan dengan duniawi maupun rohani. Manusia akan berindak atau berbuat sesuatu tentunya karena dipengaruhi oleh dorongan-dorongan spritiual yang berbasis keyakinan kepada tuhan.
Oleh karena itu, berbicara tentang Motivasi dalam perspktif Al-Quran tentunya kita harus mengetahui dahulu definisi dari motivasi itu sendiri. Motivasi menurut Zainal Arifin di dalam bukunya yang berjudul Tafsir Ayat-Ayat Manajemen Hikmah Idariyah dalam Al-Quran, menyatakan bahwasanya Motivasi adalah suatu dorongan, pemberian semangat, membesarkan hati, menganjurkan dan mempromosikan.
Yang bermakna juga suatu kondisi yang menggerakkan seseorang melakukan suatu kegiatan yang berlagsung secara sadar, juga sebagai kekuatan sumber manusia itu sendiri.
Motivasi memiliki dua aspek, yang pertama Motivasi Ekstrinsik, yaitu motivasi yang didapat dari luar seperti dari lingkungan sekitar, orang lain, pengaruh kultur sosial dan hal-hal lainnya yang tentunya berasal dari luar diri orang tersebut. lalu Kedua Motivasi Intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri manusia tersebut, yang berarti tidak ada pengaruh dari luar. Seperti, cita-cita, keinginan untuk merubah diri serta minat yang timbul dalam diri orang tersebut.
Motivasi dalam perspektif Al-Quran ini, poinnya ada pada Al-Quran yang menjadi pendorong umat Islam dalam berperilakutentunya didasarkan pada motif (niat) lillahi ta’ala. Niat itulah yang menjadi motivasi, sebab adanya niat itu bisa menjadikan kita untuk bergerak selalu beribadah kepada Allah SWT. Berikut ini ada ayat yang menjelaskan tentang Motivasi yang termaktub pada QS. Al-Bayyinah ayat 5 :.
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus".
Menurut M. Quraish Shihab, turunnya ayat ini ditujukan kepada ahli kitab dan kaum musyrikin supaya menyembah kepada Allah dengan ikhlas dalam menaatinyasemata-mata karena menjalankan perintah agama. Beliau juga menjelaskan makna mukhlisin diambil dari kata khalasa yang berarti murni setelah sebelumnya diliputi atau disentuh kekeruhan. Dari sinilah, ikhlas dapat diartikan memurnikan dan menyucikan hati sehingga benar-benar hanya terarah kepada Allah.
Ada juga redaksi ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang membangun motivasi beribadah, yang tertulis pada S. Adz-Dzariyat ayat 56, yang berbunyi :
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”
Ayat diatas menjelaskan bahwasanya allah memberi tahu kodrat manusia yang sebenarnya, yang merupakan janji antara manusia dan tuhan yang telah diikrarkan di alam arwah, yang semua itu menjadi pondasi pokok bagi kita untuk menumbuhkan kembali motivasi agar melaksanakan seluruh ikrar yang telah kita sepakati dengan Allah.
Ini tentunya merupakan motivasi dan tujuan akhir manusia yang sebenarnya hanya untuk Allah. penjelasan tersebut difahami dari tafsir Jalalyn dan juga tafsir M.Quraish Shihab.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwasanya motivasi dalam perspektif Al-Quran merupakan suatu hal yang sangat penting agar manusia dapat menjalankan suatu kegiatan sesuai dengan niat yang dia inginkan agar tentunya suatu yang manusia kerjakan dapat dinilai suatu ibadah atau hanya kegiatan biasa.
Penulis : Muhammad Ronaydi, Dr. Hamidullah Mahmud, MA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H