Tak mudah meninggalkan sebuah "warisan" yang dapat dikenang. Ia sangat bergantung pada nilai-nilai pribadi (personal values) serta tingkat pendidikan karakter pemimpin yang bersangkutan. "Personal values" yang menghunjam ke lubuk hati akan mengkristal menjadi prinsip-prinsip ilahi pembentuk visi dan misi dalam menjalani suatu amanah kepemimpinan, sedangkan pendidikan karakter membentuk pribadi seorang pemimpin yang lebih peduli dan berorientasi melayani  sesama umat manusia.Â
Dalam ajaran agama Islam, prinsip dasar tersebut dibentuk oleh hubungan seseorang dengan penciptanya(hablum minallah), sedangkan karakter dimaknai  sebagai "hablum minannas" bagaimana seorang muslim berhubungan dengan sesama mahluk ciptaan Allah SWT. Keseimbangan antara 2 hubungan horizontal dan vertikal di atas lah yang menentukan mampu tidaknya seorang pemimpin meninggalkan "warisan". Â
Kualitas-kualitas tersebut di ataslah yang akan kita cari pada Pilkada 27 Juni 2018 mendatang.  Seperti pepatah Yunani kuno di atas, kita akan memilih calon pemimpin yang kita yakin mau  "menanam pohon walau tahu takkan pernah dapat menikmati keteduhannya".Â
Selamat berpesta demokrasi ! Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H